Showing posts with label Statistik. Show all posts
Showing posts with label Statistik. Show all posts

Wednesday, May 10, 2023

Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Triwulan 1 2023

 

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat merilis data pertumbuhan ekonomi Jawa Barat triwulan 1 2023 sebagai berikut :

Dari Sisi PDRB Lapangan Usaha

Ekonomi Jawa Barat triwulan I-2023 dibanding triwulan I-2022 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 5,00 persen. Pertumbuhan ini ditopang oleh lapangan usaha utama yang tumbuh cukup baik pada triwulan tersebut, seperti Industri Pengolahan tumbuh 6,62 persen, perdagangan tumbuh 4,42 persen, pertanian tumbuh 2,28 persen dan konstruksi tumbuh 0,03 persen. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 9,19 persen; Informasi dan Komunikasi sebesar 7,36 persen; Real Estate sebesar 6,66 persen; dan Transportasi dan Pergudangan sebesar 6,37 persen.

Struktur PDRB Jawa Barat menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan I-2023 tidak menunjukkan perubahan berarti. Perekonomian Jawa Barat masih didominasi oleh Lapangan Usaha Industri Pengolahan dengan kontribusi sebesar 42,53 persen; diikuti oleh Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 14,42 persen; Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 8,50; dan Konstruksi sebesar 8,27 persen

persen. Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Jawa Barat mencapai 73,71 persen.

 

Dari Sisi PDRB Menurut Pengeluaran

Menurut BPs Jawa Barat, Pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 terlihat pada perekonomian Jawa Barat triwulan I-2023 dibandingkan dengan triwulan I-2022 (y-on-y) dengan pertumbuhan positif sebesar 5,00 persen. Seluruh komponen tumbuh positif dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yaitu sebesar 6,96 persen, diikuti komponen Ekspor Barang dan Jasa (ekspor luar negeri dan antar provinsi) yang tumbuh sebesar 4,95 persen dan komponen Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga (PK-RT) sebesar 4,60 persen. Di urutan berikutnya, komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumahtangga (PK-LNPRT) tumbuh sebesar 4,29 persen dan komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 2,98 persen. Sementara itu, komponen Impor Barang dan Jasa (impor luar negeri dan antar provinsi) secara y-on-y tumbuh sebesar 2,99 persen.

Struktur PDRB Jawa Barat menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku triwulan I-2023 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Perekonomian Jawa Barat masih didominasi oleh komponen PK-RT yang mencakup lebih dari separuh PDRB Jawa Barat yaitu sebesar 65,47 persen, diikuti oleh komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 51,78 persen dan komponen PMTB sebesar 24,11 persen. Share komponen PK-P dalam struktur perekonomian Jawa Barat sebesar 2,82 persen, sedangkan komponen PK-LNPRT berperan sebesar 0,60 persen. Sementara itu, komponen Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 45,03 persen.

Penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi (SOG) Jawa Barat triwulan I-2023 (y-on-y) berasal dari komponen PK-RT dengan kontribusi positif sebesar 2,76 persen. Selanjutnya komponen Ekspor Barang dan Jasa memberikan kontribusi sebesar 2,37 persen dan komponen PMTB memberikan kontribusi positif sebesar 0,69 persen. Sementara itu, komponen lainnya menahan pertumbuhan dengan kontribusi sebesar -0,82 persen terhadap perekonomian Jawa Barat.

 

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat

Jawa Barat Posisi Kedua Tingkat Pengangguran Tertinggi di Indonesia

 

Dalam rilisnya tanggal 5 Mei 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengangguran di Indonesia mencapai 7,99 juta orang per Februari 2023. Secara persentase tercatat sebesar 5,45 persen atau turun dari Februari 2022 yang sebesar 5,83 persen.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Edy Mahmud mengatakan jika dilihat secara spasial ada 10 wilayah yang tingkat penganggurannya di atas nasional

Berdasarkan data BPS, jumlah pengangguran terbanyak ada di wilayah Banten dan Jawa Barat. Sedangkan terendah ada di wilayah Sulawesi Barat dan Gorontalo masing-masing 3,04 persen dan 3,07 persen.

Untuk Banten, tingkat penganggurannya tercatat jauh di atas nasional yakni 7,97 persen. Meski turun dari Februari 2022 yang sebesar 8,53 persen, tetapi masih tetap tertinggi di Indonesia.

Bagaimana denga Jawa Barat?

Tingkat pengangguran terbuka tertinggi kedua adalah Jawa Barat sebesar 7,89 persen. Jumlah ini juga turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 8,35 persen.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja. TPT hasil Sakernas Februari 2023 di Jawa Barat sebesar 7,89 persen. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar tujuh orang penganggur. Pada Februari 2023 TPT mengalami penurunan sebesar 0,46 persen poin dibandingkan dengan Februari 2022 (8,35 persen).

Pada Februari 2023, TPT laki-laki sebesar 8,38 persen, lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 7,05 persen. TPT laki-laki mengalami penurunan sebesar 0,74 persen poin sedangkan yang perempuan mengalami peningkatan sebesar 0,04 persen poin jika dibandingkan Februari 2022.

Apabila dilihat menurut daerah tempat tinggal, TPT di perkotaan (8,73 persen) jauh lebih tinggi dari TPT di daerah perdesaan (5,25 persen). TPT menurut daerah tempat tinggal mengalami penurunan jika dibandingkan Februari 2022, masing-masing sebesar 0,58 persen poin dan 0,14 persen poin.

Gambar Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (persen), Februari 2021—Februari 2023 di Jawa Barat.

 

Berikut 10 provinsi dengan angka pengangguran tertinggi di Indonesia:

1. Banten 7,97 persen

2. Jawa Barat 7,89 persen

3. Kepulauan Riau 7,61 persen

4. DKI Jakarta 7,57 persen

5. Kalimantan Timur 6,37 persen

6. Sulawesi Utara 6,19 persen

7. Maluku 6,08 persen

8. Sumatera Barat 5,90 persen

9. Aceh 5,75 persen

10. Papua Barat 5,53 persen.

 

Sumber : Rilis Data BPS

Saturday, December 17, 2022

Pengertian Footnote Ibid, Op. Cit., dan Loc. Cit.

 

Dalam penulisan skripsi, tesis atau publikasi terkadang kita mengalami kebingungan dalam aturan penulisan catatan kaki saat mengutif sumber atau referensi.

Berikut adalah Pengertian Footnote Ibid, Op. Cit., dan Loc. Cit. 

Memang sedikit membingungkan, mungkin karena Footnote Ibid, Op. Cit., dan Loc. Cit. ini berasal dari bahasa latin. Tidak jarang hal ini cukup jadi hal yang menyebalkan terutama bagi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, tesis, ataupun disertasi. Berikut adalah penjelasan yang mengutip pendapat para ahli.

 

Aturan Penulisan Ibid

Ibid berasal dari kata ibidem (bahasa Latin) yang artinya "di tempat yang sama dengan di atasnya". Dian Herdiana2 menjelaskan:

Istilah ini digunakan untuk menjelaskan bahwa kutipan yang ditulis pada catatan kaki berasal dari sumber yang sama dengan yang telah disebutkan sebelumnya atau di atasnya, tanpa diselingi oleh sumber kutipan lainnya.

Aturannya adalah sebagai berikut:

  • Digunakan jika pengutip mengambil kutipan dari sumber yang sama yang telah ada di bagian sebelumnya tanpa diselingi catatan kaki dari sumber lain. Dengan kata lain, kutipan tersebut berada tetap di atasnya dan tidak diselingi kutipan lain.
  • Ibid tidak dipakai jika ada catatan kaki dari sumber lain yang menyelinginya.
  • Jika catatan yang dikutip halaman bukunya masih sama seperti kutipan sebelumnya, cukup gunakan kata Ibid diikuti tanda titik. Dengan kata lain, jika terdapat dua kutipan dari halaman buku yang sama, maka catatan kaki untuk kutipan kedua hanya menggunakan kata Ibid.
  • Jika yang dikutip sudah berbeda halaman, maka aturan penulisannya: Ibid., halaman.
  • Ibid ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri tanda titik.

Perhatikan contoh berikut:

1Dian Herdiana (2019), Kecenderungan Perilaku Koruptif Kepala Desa Dalam Pembangunan Desa, Matra Pembangunan Jurnal Inovasi Kebijakan,3(1), hlm.2.

2Ibid.

3Ibid., 56.

Dari contoh di atas dapat kita simpulkan:

  • Menggunakan Ibid karena merujuk kepada catatan kaki di atasnya tanpa diselingi catatan kaki lainnya.
  • 2Ibid. berarti nama pengarang, judul buku, dan halaman sama persis dengan catatan kaki yang di atasnya.
  • 3Ibid., 56. berarti nama pengarang dan judul buku sama persis dengan catatan kaki yang di atasnya, hanya berbeda halamannya saja. Halaman sebelumnya 2 dan yang dikutip terakhir halaman 56.

Aturan Penulisan Op. Cit.

Op. Cit. berasal dari kata Opere Citato (bahasa Latin) yang artinya "pada karya yang telah dikutip". Gadung Ismanto2 menjelaskan:

Istilah ini digunakan untuk menjelaskan bahwa kutipan yang ditulis pada catatan kaki berasal dari sumber yang sama yang telah disebut sebelumnya, namun tidak sama halamannya serta sempat diselingi oleh sumber lain. Istilah Op. Cit. ditulis sesudah menyebutkan nama penulis buku sumber yang dirujuk.

Aturannya adalah sebagai berikut:

  • Digunakan jika menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi sumber lain.
  • Halaman buku yang dikutip berbeda.
  • Penulisannya: nama pengarang, Op. Cit., nomor halaman
  • Jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan yang dipakai, setelah nama harus diikuti judul bukunya.
  • Ditulis dengan huruf kapital pada awal suku kata, dicetak miring, dan setiap suku kata diakhiri tanda titik.

Perhatikan contoh berikut:

1Dian Herdiana (2019), Kecenderungan Perilaku Koruptif Kepala Desa Dalam Pembangunan Desa, Matra Pembangunan Jurnal Inovasi Kebijakan,3(1), hlm.2.

2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati,  (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.

3Dian Herdiana, Op. Cit., 57.

Dari contoh di atas dapat kita simpulkan:

  • Menggunakan Op. Cit. karena sebelumnya telah diselingi oleh catatan kaki lain, yaitu: 2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati,  (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.
  • Penggunaan 3Dian Herdiana, Op. Cit., 57. berarti pengarang (Dian Herdiana) dan jurnalnya (Kecenderungan Perilaku Koruptif Kepala Desa Dalam Pembangunan Desa) sama, hanya saja halamannya berbeda dengan catatan kaki yang pertama. Halaman sebelumnya 2 dan yang dikutip terakhir halaman 57.

 

Aturan Penulisan Loc. Cit.

Loc. Cit. berasal dari kata Loco Citato (bahasa Latin) yang artinya "pada tempat yang telah dikutip". Gadung Ismanto2 menjelaskan:

Digunakan dengan teknis yang sama dengan Op. Cit. namun dengan ketentuan bahwa halaman yang dikutip tersebut sama dengan kutipan sebelumnya.

Aturannya adalah sebagai berikut:

  • Digunakan jika menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi sumber lain.
  • Halaman buku yang dikutip sama.
  • Loc. Cit. tidak perlu memakai nomor halaman karena nomor halamannya sama dengan kutipan sebelumnya.
  • Penulisannya: nama pengarang, Loc. Cit.
  • Jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan yang dipakai, setelah nama harus diikuti judul bukunya.
  • Ditulis dengan huruf kapital pada awal suku kata, dicetak miring, dan setiap suku kata diakhiri tanda titik.

Perhatikan contoh berikut:

1Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.

2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati,  (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34

3Batubara, Loc. Cit.

Dari contoh di atas dapat kita simpulkan:

  • Menggunakan Loc. Cit. karena sebelumnya telah diselingi oleh catatan kaki lain, yaitu: 2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati,  (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.
  • Penggunaan 3Batubara, Loc. Cit. berarti pengarang (Raihan Batubara), buku (Pemimpin yang Demokratis), dan halamannya (halaman 55) sama.


Tata cara penulisan catatan kaki bisa berbeda di setiap tempat seperti halnya output pada aplikasi Mendeley, dan sebaiknya mengacu pada aturan yang adan di institusi dimana kita bernaung.

Wednesday, November 02, 2022

Tabel Durbin Watson

Tabel Durbin Watson adalah tabel pembanding dalam uji autokorelasi. Dalam dunia statistik, Uji Durbin Watson adalah sebuah test yang digunakan untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi pada nilai residual (prediction errors) dari sebuah analisis regresi. Yang dimaksud dengan Autokorelasi adalah hubungan antara nilai-nilai yang dipisahkan satu sama lain dengan jeda waktu tertentu. Uji ini dikemukakan oleh James Durbin dan Geoffrey Watson. Cara Membaca Tabel Durbin Watson T: Jumlah sampel (n) k: Jumlah variabel dL: Batas Bawah Durbin Watson dU: Batas Atas Durbin Watson Contoh: Kita melakukan uji regresi linear berganda dengan 2 variabel independen dan 1 variabel dependen dengan jumlah sampel sebanyak 50, didapatkan hasil Durbin Watson Hitung sebesar d = 2,010. Maka nilai T = 50, k = 3. Selanjutnya pada tabel di atas cari nilai dL dan dU pada T = 50 dan k = 3, yaitu nilai dL = 1,46246 dan dU = 1,62833. Pada contoh di atas, nilai d = 2,010, maka kita hitung terlebih dahulu nilai (4 – d) = 1,990. Cara menentukan atau kriteria pengujian autokorelasi adalah sebagai berikut: Deteksi Autokorelasi Positif: Jika d < dL maka terdapat autokorelasi positif, Jika d > dU maka tidak terdapat autokorelasi positif, Jika dL < d < dU maka pengujian tidak meyakinkan atau tidak dapat disimpulkan. Deteksi Autokorelasi Negatif: Jika (4 – d) < dL maka terdapat autokorelasi negatif, Jika (4 – d) > dU maka tidak terdapat autokorelasi negatif, Jika dL < (4 – d) < dU maka pengujian tidak meyakinkan atau tidak dapat disimpulkan. Berdasarkan contoh di atas: Deteksi Autokorelasi Positif: Jika 2,010 < 1,46246 maka terdapat autokorelasi positif—> Salah Jika 2,010 > 1,62833 maka tidak terdapat autokorelasi positif—> Benar Jika 1,46246 < 2,010 < 1,62833 maka pengujian tidak meyakinkan atau tidak dapat disimpulkan—> Salah Maksud di atas adalah, DW: 2,010 > DU: 1,62833, maka tidak terdapat autokorelasi positif. Deteksi Autokorelasi Negatif: Jika 1,990 < 1,46246 maka terdapat autokorelasi negatif—> Salah Jika 1,990 > 1,62833 maka tidak terdapat autokorelasi negatif—> Benar Jika 1,46246 < 1,990 < 1,62833 maka pengujian tidak meyakinkan atau tidak dapat disimpulkan—> Salah Maksud di atas adalah, 4-DW: 2,010 yaitu 1,990 > DU: 1,62833, maka tidak terdapat autokorelasi negatif. Maka dapat disimpulkan: pada analisis regresi tidak terdapat autokorelasi positif dan tidak terdapat autokorelasi negatif sehingga bisa disimpulkan sama sekali tidak terdapat autokorelasi.

Monday, October 24, 2022

UJI ASUMSI KLASIK : NORMALITAS RESIDUAL

UJI ASUMSI KLASIK : NORMALITAS RESIDUAL

UJI ASUMSI KLASIK : AUTOKORELASI

UJI ASUMSI KLASIK : AUTOKORELASI

UJI ASUMSI KLASIK : HETEROSKEDASTISITAS

UJI ASUMSI KLASIK : HETEROSKEDASTISITAS

UJI ASUMSI KLASIK : MULTIKOLINEARITAS

UJI ASUMSI KLASIK : MULTIKOLINEARITAS

REGRESI LINIER BERGANDA

REGRESI LINIER BERGANDA

Wednesday, October 05, 2022

Mengenal SPSS

 


Pengertian SPSS
SPSS adalah aplikasi komputasi untuk perhitungan statistik, merupakan piranti lunak komputer yang saat ini lisensinya dimiliki oleh IBM. Versi terbaru yang ada saat ini adalah SPSS26.
SPSS ini merupakan salah satu sofware statistik yang paling populer di dunia, terutama juga di Indonesia. Sifatnya hanya pengenalan awal jadi tidak akan menjelaskan satu persatu bagaimana cara melakukan berbagai macam uji statistik menggunakan SPSS. Sebab tutorial SPSS yang menjelaskan hal tersebut sebenarnya telah banyak panduannya dari berbagai sumber.
Uji SPSS sendiri banyak macanya, yaitu : Uji NormalitasUji F dan Uji TRegresi LinearRegresi LogistikAnalisis DiskriminanAnova dan banyak lagi lainnya.
 
Cara Install SPSS
SPSS sebagaimana aplikasi lainnya ada berbagai macam, tergantung kepada konsol atau OS yang komputer yang digunakan. Salah satunya adalah OS Windows buatan microsoft. Aplikasi SPSS pada windos dikenal dengan istilah SPSS For Windows. Ada berbagai versi yang sudah direlease, misalnya SPSS versi 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23 dan yang terakhir adalah versi 26.
Ada berbagai perubahan atau lebih tepatnya penambahan fitur pada tiap versi baru yang direlease. Namun prinsip penggunaannya tetaplah sama dan tentunya akan kita bahas dalam kesempatan ini.
Apabila anda mendownload SPSS dari situs resmi IBM, maka anda akan mendapatkan sebuah file dengan ekstensi .exe. Misalnya file bernama spss.exe. Agar komputer anda dapat dapat digunakan untuk perhitungan SPSS, maka cara pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengeklik file exe tersebut. Maksudnya adalah untuk menginstallnya di komputer atau laptop kita. Jik sudah terinstall, barulah dapat digunakan sesuai dengan keinginan kita.
 
Komponen SPSS
Komponen aplikasi ini terdiri dari 2 file, yaitu file berekstensi sav (.sav) dan file berekstensi spv (.spv). File sav adalah file dataset, yaitu tempat data dientry dan diberi parameter-parameter. Sedangkan file spv adalah file output tempat dimana hasil atau keluaran dari analisis dapat kita lihat dan baca. dan lebih jauh file spv ini bisa kita ekspor ke dalam MS word agar lebih mudah untuk digunakan dalam paper penelitian kita.

 


Setelah komputer anda sudah terinstall SPSS, segera saja buka start atau tombol windows di keyboard anda, lalu cari shortcut SPSS. Shorccut ini juga bisa anda temui di dekstop. kemudian klik shortcut tersebut, maka setelah menunggu beberapa detik, jendela komputer anda akan terbuka jendela baru yang merupakan tampilan awal SPSS. Akan ada pilihan apakah akan mengimpor data atau langsung entry data pada file sav (dataset).

Impor Data SPSS
Jika anda pilih cancel, maka anda akan entry langsung data pada dataset. Selanjutnya anda harus memahami bahwa file sav atau dataset anda itu terdiri dari dua tampilan, yaitu Data View dan Variable View. Data view adalah tempat anda akan entry data. Sedangkan Variable view adalah tempat untuk memberikan parameter-parameter pada masing-masing variabel. Lebih mudahnya, kolom pada dataview dijelaskan parameternya pada variable view. Gambaran hubungan antara data view dan variabel view adalah sebagai berikut:




Entry Data SPSS

Silahkan anda entry data pada kolom yang sudah disediakan. Satu kolom pada data view mewakili satu variabel. Sedangkan baris pada data view mewakili responden atau sample yang dianalisis.





Data View SPSS
Sedangkan satu baris pada variabel view mewakili satu variabel. dalam tutorial SPSS ini contohnya adalah variabel Kelas, IQ dan Nilai Ujian.




Pada Variable view dapat anda jelaskan nama variabel, tipe data yang digunakan, label, value, skala data, panjang karakter dan digit koma atau digit desimal. Tipe data ada berbagai pilihan, yaitu angka (numeric), bilangan desimal (comma), Scientific Notation, Tanggal (date), Mata Uang (Dollar), Huruf (string) dan lain-lain. Sedangkan Measure atau skala data ada pilihan scale (data rasio atau interval), nominal dan ordinal.
Pada komponen value, bisa anda isi dengan kategorik, misalnya: angka 1 adalah kelas A dan angka 2 adalah kelas B.
 
Menu SPSS
Jika anda sudah selesai melakukan entry data dan juga memberikan parameter pada masing-masing variabel sesuai tutorial SPSS yang telah dijelaskan di atas, maka selanjutnya anda bisa menggunakan berbagai menu yang telah disediakan oleh SPSS.
        Menu disini ada beberapa macam dan masing-masing mempunyai banyak fungsi, antara lain:
a)     File: Digunakan untuk input output data. Antara lain membuat dataset baru, membuka dataset lama yang sudah ada, membuka output lama, menjalankan syntax script, import data dari database atau sumber lain, export data, menyimpan data, menyimpan data ke dalam nama yang berbeda, melihat ringkasan file kerja, melihat tampilan printout, membuka file kerja yang terbaru dibuat dan lain-lain.
b)     Edit: Digunakan untuk mengubah atau update data, insert kasus, insert variabel ataupun melakukan pencarian terhadap variabel dan/atau data.
c)      View: Digunakan untuk mengubah tampilan, menampilkan atau mennyembunyikan menu bar, toolbar, status bar dan gridlines.
d)     Data: Digunakan untuk seleksi atau filer data, sorting atau mengurutkan, memperbaiki parameter data, restrukturisasi data, transpose, copy dataset dan lain-lain.
e)     Transform: Digunakan untuk membentuk variabel baru, melakukan perhitungan matematis, membentuk time series data dan mempersiapkan data untuk data modellling.
f)       Analyze: Digunakan untuk melakukan berbagai analisis statistik, baik parametris maupun non parametris.
g)     Graph: Digunakan untuk membuat grafik.
h)     Utilities: Digunakan untuk memberikan comment data, menjalankan script macro, merge model XML dan lain-lain.
i)       Add-ons: Digunakan untuk menjalankan AddOns atau fitur tambahan dari SPSS.
j)       Window: Digunakan untuk mengatur tampilan jendela window SPSS, apakah minimize, split dan memilih window yang terbuka.
k)     Help: Digunakan untuk memuat referensi cara penggunaan SPSS ataupun tutorial statistik.
l)       Direct Marketing: Pada SPSS versi baru, misal versi 20 atau diatasnya, fitur ini baru ada. Digunakan untuk melakukan analisis pemasaran.
Output SPSS
Jika anda sudah melakukan berbagai langkah atau analisis, outputnya bisa anda lihat pada file yang berekstensi spv (output).
Demikian penjelasan singkat mengenal SPSS semoga bermanfaat.