Menghangatnya suhu politik menjelang pemilu 2024
sudah mulai terasa. Tak jarang para elit menggunakan data sebagai argumen dalam
perdebatan dengan pihak lawan politik. Tak terkecuali data Badan Pusat
Statistik (BPS) yang sering digunakan para elit untuk menjatuhkan lawan. Ketika
data tersebut dianggap kegagalan pemerintah seperti masih tingginya tingkat
pengangguran dan kemiskinan misalnya maka akan digunakan sebagai senjata bagi oposisi
misalnya sebagai argumentasi kritik.
Disisi
lain data BPS digunakan sebagai bahan kebanggaan pihak pendukung koalisi
pemerintah ketika data tersebut dianggap mencerminkan keberhasilan program-program
pemerintah.
Belum lama ini BPS merilis angka pertumbuhan
ekonomi Ekonomi Indonesia triwulan I-2023 sebesar 5,03 persen (y-on-y). Dari
sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami
pertumbuhan tertinggi sebesar 15,93 persen. Sementara dari sisi pengeluaran,
Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 11,68
persen.
Pemerintah mengklaim pertumbuhan ekonomi Indonesia
kuartal pertama tahun 2023 adalah yang tertinggi kedua di dunia. Pertumbuhan
ekonomi Indonesia kuartal pertama tahun 2023 mengalahkan China yang selama ini
jadi pemimpin pertumbuhan ekonomi global.
Laju pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini
juga lebih tinggi dibanding kuartal terakhir tahun 2022. Tercatat pada kuartal
IV-2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,01 persen secara yoy.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS
Moh Edy Mahmud Jumat 5 Mei 2023 mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih
berada dalam tren positif. Tercatat sejak kuaral IV 2021, PDB RI terus tumbuh
di kisaran 5 persen secara tahunan. Pertumbuhan kuat di tengah ketidakpastian
global Realisasi tersebut menunjukan, perekonomian nasional masih terjaga di
tengah ketidakpastian global.
Jika dilihat berdasarkan sumbernya, pertumbuhan
ekonomi masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga, dengan kontribusi sebesar
2,44 persen. Pasca dicabutnya status PPKM pada pengujung tahun lalu, konsumsi
rumah tangga mencatatkan pertumbuhan sebesa 4,54 persen secara yoy.
Sementara itu, jika dilihat berdasarkan lapangan
usahanya, sumber pertumbuhan ekonomi didominasi oleh 4 sektor utama. Keempat
sektor tersebut ialah, industri pengolahan, perdagangan, transportasi dan
pergudangan, serta informasi dan komunikasi.
Data menunjukan, industri pengolahan menyumbang
0,92 persen terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini. Mengekor,
sektor perdagangan berkontribusi 0,64 persen, sektor transportasi dan
pergudangan juga berkontribusi 0,64 persen, serta informasi dan komunikasi
berkontribusi 0,46 persen.
Seluruh sumber pertumbuhan ekonomi berdasarkan
lapangan usaha tumbuh positif. Namun, pertumbuhan paling tinggi dicatatkan
sektor transportasi dan pergudangan, yakni sebesar 15,93 persen secara tahunan.
Pertumbuhan ekonomi memang penting tapi hanya
sebagai indikator atau instrumen. Yang paling penting lagi adalah meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, apakah kue pertumbuhan ekonomi sudah dinikmati oleh
seluruh kalangan masyarakat secara merata. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi
menjadi berkualitas.
Karena disaat yang bersamaan BPS Juga merilis angka
penggangguran yang masih cukup tinggi. Dalam rilisnya tanggal 5 Mei 2023, Badan
Pusat Statistik (BPS) mencatat pengangguran di Indonesia mencapai 7,99 juta
orang per Februari 2023. Secara persentase tercatat sebesar 5,45 persen atau
turun dari Februari 2022 yang sebesar 5,83 persen. Secara berturut-turut Provinsi
Banten dan Jawa Barat merupakan provinsi dengan tingkat pengangguran terbuka
paling tinggi secara nasional yaitu sebesar 7,97 persen dan 7,89 persen.
Warji
Permana