Dalam penulisan skripsi, tesis atau publikasi terkadang kita mengalami kebingungan dalam aturan penulisan catatan kaki saat mengutif sumber atau referensi.
Berikut adalah Pengertian Footnote Ibid, Op. Cit., dan Loc. Cit.
Memang sedikit membingungkan, mungkin karena Footnote Ibid, Op. Cit., dan
Loc. Cit. ini berasal dari bahasa latin. Tidak jarang hal ini cukup jadi hal yang
menyebalkan terutama bagi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, tesis,
ataupun disertasi. Berikut adalah penjelasan yang
mengutip pendapat para ahli.
Aturan Penulisan Ibid
Ibid berasal dari kata ibidem (bahasa Latin) yang
artinya "di tempat yang sama dengan di atasnya". Dian Herdiana2 menjelaskan:
Istilah ini digunakan untuk menjelaskan bahwa
kutipan yang ditulis pada catatan kaki berasal dari sumber yang sama dengan
yang telah disebutkan sebelumnya atau di atasnya, tanpa diselingi oleh sumber
kutipan lainnya.
Aturannya adalah sebagai berikut:
- Digunakan
jika pengutip mengambil kutipan dari sumber yang sama yang telah ada di
bagian sebelumnya tanpa diselingi catatan kaki dari sumber lain. Dengan
kata lain, kutipan tersebut berada tetap di atasnya dan tidak diselingi
kutipan lain.
- Ibid
tidak dipakai jika ada catatan kaki dari sumber lain yang menyelinginya.
- Jika
catatan yang dikutip halaman bukunya masih sama seperti kutipan
sebelumnya, cukup gunakan kata Ibid diikuti tanda titik. Dengan kata lain,
jika terdapat dua kutipan dari halaman buku yang sama, maka catatan kaki
untuk kutipan kedua hanya menggunakan kata Ibid.
- Jika yang
dikutip sudah berbeda halaman, maka aturan penulisannya: Ibid., halaman.
- Ibid
ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri
tanda titik.
Perhatikan contoh berikut:
1Dian Herdiana (2019), Kecenderungan Perilaku
Koruptif Kepala Desa Dalam Pembangunan Desa, Matra Pembangunan Jurnal Inovasi
Kebijakan,3(1), hlm.2.
2Ibid.
3Ibid., 56.
Dari contoh di atas dapat kita simpulkan:
- Menggunakan
Ibid karena merujuk kepada catatan kaki di atasnya tanpa diselingi catatan
kaki lainnya.
- 2Ibid.
berarti nama pengarang, judul buku, dan halaman sama persis dengan catatan
kaki yang di atasnya.
- 3Ibid.,
56. berarti nama pengarang dan judul buku sama persis dengan catatan kaki
yang di atasnya, hanya berbeda halamannya saja. Halaman sebelumnya 2 dan
yang dikutip terakhir halaman 56.
Aturan Penulisan Op. Cit.
Op. Cit. berasal dari kata Opere Citato (bahasa Latin)
yang artinya "pada karya yang telah dikutip". Gadung Ismanto2 menjelaskan:
Istilah ini digunakan untuk menjelaskan bahwa
kutipan yang ditulis pada catatan kaki berasal dari sumber yang sama yang telah
disebut sebelumnya, namun tidak sama halamannya serta sempat diselingi oleh
sumber lain. Istilah Op. Cit. ditulis sesudah menyebutkan nama penulis buku
sumber yang dirujuk.
Aturannya adalah sebagai berikut:
- Digunakan
jika menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah
diselingi sumber lain.
- Halaman
buku yang dikutip berbeda.
- Penulisannya:
nama pengarang, Op. Cit., nomor halaman
- Jika satu
pengarang ada beberapa buku rujukan yang dipakai, setelah nama harus
diikuti judul bukunya.
- Ditulis
dengan huruf kapital pada awal suku kata, dicetak miring, dan setiap suku
kata diakhiri tanda titik.
Perhatikan contoh berikut:
1Dian Herdiana (2019), Kecenderungan Perilaku
Koruptif Kepala Desa Dalam Pembangunan Desa, Matra Pembangunan Jurnal Inovasi
Kebijakan,3(1), hlm.2.
2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati,
(Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.
3Dian Herdiana, Op. Cit., 57.
Dari contoh di atas dapat kita simpulkan:
- Menggunakan
Op. Cit. karena sebelumnya telah diselingi oleh catatan kaki lain,
yaitu: 2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati,
(Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.
- Penggunaan 3Dian
Herdiana, Op. Cit., 57. berarti pengarang (Dian Herdiana) dan jurnalnya (Kecenderungan
Perilaku Koruptif Kepala Desa Dalam Pembangunan Desa) sama, hanya saja
halamannya berbeda dengan catatan kaki yang pertama. Halaman sebelumnya 2
dan yang dikutip terakhir halaman 57.
Aturan Penulisan Loc. Cit.
Loc. Cit. berasal dari kata Loco Citato (bahasa Latin)
yang artinya "pada tempat yang telah dikutip". Gadung Ismanto2 menjelaskan:
Digunakan dengan teknis yang sama dengan Op. Cit.
namun dengan ketentuan bahwa halaman yang dikutip tersebut sama dengan kutipan
sebelumnya.
Aturannya adalah sebagai berikut:
- Digunakan
jika menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah
diselingi sumber lain.
- Halaman
buku yang dikutip sama.
- Loc. Cit.
tidak perlu memakai nomor halaman karena nomor halamannya sama dengan
kutipan sebelumnya.
- Penulisannya:
nama pengarang, Loc. Cit.
- Jika satu
pengarang ada beberapa buku rujukan yang dipakai, setelah nama harus
diikuti judul bukunya.
- Ditulis
dengan huruf kapital pada awal suku kata, dicetak miring, dan setiap suku
kata diakhiri tanda titik.
Perhatikan contoh berikut:
1Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis,
(Jakarta: Diona, 2005), 55.
2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati,
(Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34
3Batubara, Loc. Cit.
Dari contoh di atas dapat kita simpulkan:
- Menggunakan
Loc. Cit. karena sebelumnya telah diselingi oleh catatan kaki lain, yaitu:
2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati, (Yogyakarta: Viro Bolio,
2004), 34.
- Penggunaan
3Batubara, Loc. Cit. berarti pengarang (Raihan Batubara), buku (Pemimpin yang
Demokratis), dan halamannya (halaman 55) sama.
Tata cara penulisan catatan kaki bisa berbeda di setiap tempat seperti halnya
output pada aplikasi Mendeley, dan sebaiknya mengacu pada aturan yang adan di
institusi dimana kita bernaung.