Showing posts with label Ruang Pengetahuan. Show all posts
Showing posts with label Ruang Pengetahuan. Show all posts

Tuesday, February 09, 2021

Akselerasi Peningkatan IPM Cianjur


Kamis 28 Januari 2021 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur menggelar Lokakarya Peningkatan Akselerasi IPM Cianjur di Kantor BJB Cabang Cianjur. 

Menurut Kepala Dinas Pendidikan, Himam Haris, kegiatan dimaksud untuk mencari solusi permasalahan IPM di Kabupaten Cianjur.

Pemkab Cianjur telah menargetkan mutu dan kualitas pendidikan untuk empat tahun kedepan (2021-2025).

Sebagaimana diketahui diawal Januari lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis angka IPM tahun 2020.

IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living).

Dampak Pandemi Covid-19

Kita akui pandemi COVID-19 berdampak terhadap semua sektor. Tidak hanya sektor kesehatan pandemi juga berimbas terhadap sektor ekonomi.

Pun demikian halnya terhadap pembangunan manusia di Kabupaten Cianjur. Hal ini terlihat dari angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2020 yang terkonstaksi dibanding tahun sebelumnya. IPM Cianjur tahun 2020 adalah sebesar 65,36 atau turun 0,02 poin dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang sebesar 65,38. Namun masih dalam kategori IPM sedang.

Penurunan pertumbuhan IPM tahun 2020 sangat dipengaruhi oleh turunnya rata-rata pengeluaran per kapita sebagai dampak pandemi covid-19. Indikator ini turun dari 8,29 juta rupiah (perkapita pertahun) pada tahun 2019 menjadi 7,98 juta rupiah pada tahun 2020.

Artinya pada tahun 2020 masyarakat Cianjur memenuhi kebutuhan hidup dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebesar 7,98 juta rupiah per tahun, mengalami penurunan 310 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.

Cianjur bukan satu satunya daerah yang mengalami penurunan pengeluaran perkapita. Semua kabupaten/kota mengalami hal yang sama akibat menurunnya daya beli.

Meskipun dari sisi pengeluaran per kapita masyarakat mengalami penurunan, namun dari sisi kualitas kesehatan dan pendidikan di Kabupaten Cianjur justru mengalami peningkatan.

Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang.

Dari sisi pendidikan, pada tahun 2020 anak-anak berusia 7 tahun di Cianjur memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 11,99 tahun atau hampir setara dengan lamanya waktu untuk menamatkan pendidikan hingga kelas 3 SMA. Angka ini meningkat 0,01 dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1,98.

Selain itu, rata-rata lama sekolah penduduk umur 25 tahun ke atas juga meningkat 0,21 tahun, dari 6,97 tahun pada tahun 2019 menjadi 7,18 tahun pada tahun 2020. Artinya penduduk Cianjur usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 7,18 tahun (hampir setara dengan masa pendidikan untuk mencapai jenjang kelas 7), lebih lama 0,21 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.

Komponen Rata-rata Lama Sekolah merupakan komponen yang peningkatannya paling signifikan. Hal ini tentunya tidak lepas dari program-program pemerintah daerah yang telah dijalankan yang salah satunya adalah menggalakan pendirian KBM guna memberikan kesempatan akses pendidikan bagi warga yang putus sekolah.

Kerjasama dengan pesantren dalam menggalakan pendidikan pendidikan formal disamping pendidikan agama dirasa cukup efektif guna mendongkrak komponen peningkatan rata-rata lama sekolah. Mengingat jumlah pesantren di Cianjur cukup banyak.

Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Usia Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup. Dari sisi kesehatan, bayi yang lahir pada tahun 2020 di Cianjur memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 70,13 tahun, lebih lama 0,22 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya.

            
            Kebijakan Pembangunan    
            Manusia

        Melalui pemahaman konsep pembangunan manusia, penting kiranya bagi para perencana pembangunan untuk melihat permasalahan pembangunan secara komprehensif, sehingga dapat merumuskan kebijakan yang tepat untuk menyelenggarakan pembangunan manusia di Cianjur.

       Kebijakan yang tepat dalam pembangunan manusia, dapat disusun dari mulai proses perencanaan pembangunan yang berorientasi pada peningkatan IPM.

        Setiap program pembangunan fisik dan infrastruktur seperti fasilitas kesehatan, ekonomi, pendidikan agar mengarah pada peningkatan pembangunan manusia di Kabupaten Cianjur.

       Setiap penduduk harus ditingkatkan kemampuannya untuk dapat menciptakan pekerjaan dan atau sumber-sumber pendapatan untuk dapat hidup layak. Pemkab dalam hal ini dapat menciptakan iklim yang kondusif guna mendukung upaya tersebut. Berkaitan dengan ini, pendidikan (formal maupun non formal) dan kesehatan menjadi aspek penting perlu terus mendapatkan prioritas.

        Setiap penduduk idealnya memiliki kesempatan yang sama dan akses terhadap semua sumber daya ekonomi dan fasilitas kesehatan. Pemberian akses terhadap sumberdaya ekonomi dan sosial harus berkesinambungan. Tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi mendatang. **

           Dimuat di HU Radar Cianjur Edisi 11 Februari 2021

Warji Permana

Statistisi dan Pemerhati Masalah Sosial

--------------------------------------------------

Friday, February 05, 2021

Vaksinasi dan Mematuhi Prokes Kunci Pemulihan Ekonomi

    Ekonomi Indonesia tahun 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07 persen. Demikian dikatan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Suhariyanto dalam press release pertumbuhan ekonomi, 5 Februari 2021 di Jakarta.

Lapangan usaha yang mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam diantaranya Transportasi dan Pergudangan sebesar 15,04 persen; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 10,22 persen; Jasa Perusahaan sebesar 5,44 persen; Jasa Lainnya sebesar 4,10 persen; dan Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 3,72 persen.

Sebaliknya, beberapa lapangan usaha masih mengalami pertumbuhan positif, di antaranya; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 11,60 persen; Informasi dan Komunikasi sebesar 10,58 persen; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 4,94 persen; Real Estat sebesar 2,32 persen; dan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 1,75 persen.

Struktur PDB Indonesia menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2020 tidak menunjukkan perubahan berarti. Perekonomian Indonesia masih didominasi oleh Industri Pengolahan sebesar 19,88 persen; diikuti oleh Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 13,70 persen; Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil-Sepeda Motor sebesar 12,93 persen; dan Konstruksi sebesar 10,71 persen; serta Pertambangan dan Penggalian sebesar 6,44 persen. Peranan kelima lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Indonesia mencapai 63,66persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan capaian negatif ini tidak hanya dialami Indonesia tetapi beberapa negara lainnya di dunia. Mitra dagang Indonesia seperti Amerika Serikat tumbuh minus 3,5 persen, Singapura minus 5,8 persen, Korea Selatan minus 1,0 persen, Hongkong minus 6,1 persen, dan Uni Eropa minus 6,4 persen.

"Jadi betul ada tantangan tapi juga banyak data-data indikator menunjukkan perbaikan. Kita semua sepakat kelancaran program vaksinasi dan kepatuhan pada protokol kesehatan menjadi kunci penting memulihkan perekonomian," tuturnya. **

 

   Warji Permana

   Statistisi dan Pemerhati Masalah Sosial

Monday, January 11, 2021

IPM Cianjur 2020



Pandemi COVID-19 berdampak terhadap semua sektor. Tidak hanya sektor kesehatan pandemi juga berimbas terhadap sektor ekonomi.

Pun demikian halnya terhadap pembangunan manusia di Kabupaten Cianjur. Hal ini terlihat dari penurunan pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2020 dibanding tahun sebelumnya. IPM Cianjur tahun 2020 adalah sebesar 65,36 atau turun 0,02 poin dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang sebesar 65,38.

Penurunan pertumbuhan IPM tahun 2020 sangat dipengaruhi oleh turunnya rata-rata pengeluaran per kapita. Indikator ini turun dari 8,29 juta rupiah (perkapita pertahun) pada tahun 2019 menjadi 7,98 juta rupiah pada tahun 2020.

Pada tahun 2020 masyarakat Cianjur memenuhi kebutuhan hidup dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebesar 7,98 juta rupiah per tahun, mengalami penurunan 310 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.

IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living).

Tabel 1.  Perkembangan IPM Kabupaten Cianjur

Komponen IPM

2016

2017

2018

2019

2020

Umur Harapan Hidup (thn)

69,39

69,49

69,7

69,91

70,13

Rata2 Lama Sekolah (thn)

6,61

6,92

6,93

6,97

7,18

Harapan lama sekolah (thn)

11,88

11,89

11,9

11,98

11,99

Pengeluaran perkapita (Ribu Rp)

7.074

7.300

7.874

8.290

7.980

IPM

62,92

63,70

64,62

65,38

65,36

Sumber : BPS Kabupaten Cianjur

Meskipun dari sisi pengeluaran per kapita masyarakat Cianjur mengalami penurunan, namun dari sisi kualitas kesehatan dan pendidikan mengalami peningkatan.

Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang.

Dari sisi pendidikan, pada tahun 2020 anak-anak berusia 7 tahun di Cianjur memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 11,99 tahun atau hampir setara dengan lamanya waktu untuk menamatkan pendidikan hingga kelas 3 SMA. Angka ini meningkat 0,01 tahun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1,98 tahun.

Selain itu, rata-rata lama sekolah penduduk umur 25 tahun ke atas juga meningkat 0,21 tahun, dari 6,97 tahun pada tahun 2019 menjadi 7,18 tahun pada tahun 2020. Artinya penduduk Cianjur usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 7,18 tahun (hampir setara dengan masa pendidikan untuk mencapai jenjang kelas 7), lebih lama 0,21 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.

Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Usia Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup. Dari sisi kesehatan, bayi yang lahir pada tahun 2020 di Cianjur memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 70,13 tahun, lebih lama 0,22 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya.

Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah- wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam hal pembangunan manusia.

1. Kelompok sangat tinggi”: IPM ≥ 80

2. Kelompok “tinggi”: 70 ≤ IPM < 80

3. Kelompok sedang”: 60 ≤ IPM < 70

4. Kelompok rendah IPM < 60

           

Jika melihat angka IPM Cianjur yang sebesar 65,36 poin, maka Cianjur  termasuk kabupaten dengan kategori IPM sedang. Dan secara  peringkat masih terendah di Jawa Barat.


 

Sumber : BPS Kabupaten Cianjur

 

** Warji Permana **

Statistisi dan Pemerhati Masalah Sosial