Friday, May 12, 2023

Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

 

Menghangatnya suhu politik menjelang pemilu 2024 sudah mulai terasa. Tak jarang para elit menggunakan data sebagai argumen dalam perdebatan dengan pihak lawan politik. Tak terkecuali data Badan Pusat Statistik (BPS) yang sering digunakan para elit untuk menjatuhkan lawan. Ketika data tersebut dianggap kegagalan pemerintah seperti masih tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan misalnya maka akan digunakan sebagai senjata bagi oposisi misalnya sebagai argumentasi kritik.

Disisi lain data BPS digunakan sebagai bahan kebanggaan pihak pendukung koalisi pemerintah ketika data tersebut dianggap mencerminkan keberhasilan program-program pemerintah.

Belum lama ini BPS merilis angka pertumbuhan ekonomi Ekonomi Indonesia triwulan I-2023 sebesar 5,03 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 15,93 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 11,68 persen.

Pemerintah mengklaim pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama tahun 2023 adalah yang tertinggi kedua di dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama tahun 2023 mengalahkan China yang selama ini jadi pemimpin pertumbuhan ekonomi global.

Laju pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini juga lebih tinggi dibanding kuartal terakhir tahun 2022. Tercatat pada kuartal IV-2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,01 persen secara yoy.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud Jumat 5 Mei 2023 mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada dalam tren positif. Tercatat sejak kuaral IV 2021, PDB RI terus tumbuh di kisaran 5 persen secara tahunan. Pertumbuhan kuat di tengah ketidakpastian global Realisasi tersebut menunjukan, perekonomian nasional masih terjaga di tengah ketidakpastian global.

Jika dilihat berdasarkan sumbernya, pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga, dengan kontribusi sebesar 2,44 persen. Pasca dicabutnya status PPKM pada pengujung tahun lalu, konsumsi rumah tangga mencatatkan pertumbuhan sebesa 4,54 persen secara yoy.

Sementara itu, jika dilihat berdasarkan lapangan usahanya, sumber pertumbuhan ekonomi didominasi oleh 4 sektor utama. Keempat sektor tersebut ialah, industri pengolahan, perdagangan, transportasi dan pergudangan, serta informasi dan komunikasi.

Data menunjukan, industri pengolahan menyumbang 0,92 persen terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini. Mengekor, sektor perdagangan berkontribusi 0,64 persen, sektor transportasi dan pergudangan juga berkontribusi 0,64 persen, serta informasi dan komunikasi berkontribusi 0,46 persen.

Seluruh sumber pertumbuhan ekonomi berdasarkan lapangan usaha tumbuh positif. Namun, pertumbuhan paling tinggi dicatatkan sektor transportasi dan pergudangan, yakni sebesar 15,93 persen secara tahunan.

Pertumbuhan ekonomi memang penting tapi hanya sebagai indikator atau instrumen. Yang paling penting lagi adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, apakah kue pertumbuhan ekonomi sudah dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat secara merata. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi menjadi berkualitas.

Karena disaat yang bersamaan BPS Juga merilis angka penggangguran yang masih cukup tinggi. Dalam rilisnya tanggal 5 Mei 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengangguran di Indonesia mencapai 7,99 juta orang per Februari 2023. Secara persentase tercatat sebesar 5,45 persen atau turun dari Februari 2022 yang sebesar 5,83 persen. Secara berturut-turut Provinsi Banten dan Jawa Barat merupakan provinsi dengan tingkat pengangguran terbuka paling tinggi secara nasional yaitu sebesar 7,97 persen dan 7,89 persen.

 

Warji Permana

0 komentar:

Post a Comment