Tuesday, October 31, 2017

IPM Karawang

   No comments     
categories: 
Definisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
IPM diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR).

IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar:
1.     Umur panjang dan hidup sehat
2.     Pengetahuan
3.     Standar hidup layak

Manfaat IPM
IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).
IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara.
Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU).

Alasan perubahan metodologi
Alasan yang dijadikan dasar perubahan metodologi penghitungan IPM.

PERTAMA
Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam penghitungan IPM. Angka melek huruf sudah tidak relevan dalam mengukur pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu, karena angka melek huruf di sebagian besar daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antardaerah dengan baik.
PDB per kapita tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah.
KEDUA, penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam penghitungan IPM menggambarkan bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat ditutupi oleh capaian tinggi dari dimensi lain.

Apa Saja yang Berubah?

Indikator
Angka Melek Huruf pada metode lama diganti dengan Angka Harapan Lama Sekolah .
Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita diganti dengan Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita.
Metode Penghitungan
Metode agregasi diubah dari rata-rata aritmatik menjadi rata-rata geometrik.

Apa Keunggulan IPM Metode Baru?
Menggunakan indikator yang lebih tepat dan dapat membedakan dengan baik (diskriminatif).
Dengan memasukkan rata-rata lama sekolah dan angka harapan lama sekolah, dapat diperoleh gambaran yang lebih relevan dalam pendidikan dan perubahan yang terjadi.
PNB menggantikan PDB karena lebih menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah.
Dengan menggunakan rata-rata geometrik dalam menyusun IPM dapat diartikan bahwa capaian satu dimensi tidak dapat ditutupi oleh capaian di dimensi lain. Artinya, untuk mewujudkan pembangunan manusia yang baik, ketiga dimensi harus memperoleh perhatian yang sama besar karena sama pentingnya.

Menghitung Indeks Komponen 
Setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai minimum dan maksimum sebelum digunakan untuk menghitung IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut.
Dimensi Kesehatan


Dimensi Pendidikan


Dimensi Pengeluaran


Menghitung IPM
IPM dihitung sebagai rata-rata geometrik dari indeks kesehatan, pendidikan, dan pengeluaran.



Klasifikasi IPM
Tingkatan dan status IPM dibedakan menjadi 4 kriteria seperti di bawah ini:
1.     Rendah : kurang dari 60
2.     Sedang  : 60 s/d kurang dari 70
3.     Tinggi    : 70 s/d kurang dari 80
4.     Sangat Tinggi : 80 atau lebih

IPM Kabupaten Karawang

Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Karawang pada tahun 2016 terus mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. IPM Karawang telah mencapai 68,19 poin atau berada pada kategori sedang. Angka ini meningkat 0,53 persen jika dibandingkan dengan IPM tahun 2015 yaitu sebesar 67,66 poin.
Secara angka Propinsi Jawa Barat Kabupaten Karawang berada pada rangking ke-16 dalam hal pencapaian IPM. Rangking pertama adalah Kota Bandung disusul Kota Bekasi di urutan kedua dan Kota Depok diurutan ketiga. Sementara kabupaten tetangga seperti Kabupaten Purwakarta berada pada rangking ke-14, dan Kabupaten Bekasi pada rangking ke-8 artinya mereka sudah menunjukkan pencapaian yang lebih baik dari Kabupaten Karawang. Sedikit ironis karena di sisi lain Karawang menyandang predikat Upah Minimum Kabupaten (UMK) tertinggi se-Indonesia.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. IPM dihitung berdasarkan data  yang  dapat  menggambarkan  keempat komponen  yaitu angka harapan hidup yang mewakili bidang kesehatan; angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah mengukur capaian pembangunan di bidang pendidikan; dan kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak.
Dengan melihat kondisi angka IPM Kabupaten Karawang yang berada pada rangking ke-16 saat ini, artinya masih banyak yang perlu dibenahi. Harus ada skala prioritas dan target yang betul-betul mengena dalam hal pembangunan khususnya pembangunan manusia.
Besarnya anggaran dan potensi sumber daya manusia di Kabupaten Karawang harus bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemangku kebijakan. Semoga.

(Warji Permana)

Mengenal Jenis Sensus

   No comments     
categories: 


Undang-Undang No.16 tahun 1997 tentang Statistik mendefinisikan tiga jenis statistik sebagai referensi dalam pembangunan nasional. Undang-undang ini menetapkan jenis statistik berdasarkan tujuan pemanfaatannya serta mengatur lingkup tugas dan fungsi para penyelenggara kegiatan statistik, yaitu (i) Statistik Dasar, (ii) Statistik Sektoral dan (iii) Statistik Khusus.
Ketersediaan Statistik Dasar dalam mewujudkan Sistem Statistik Nasional menjadi tugas dan tanggung jawab Badan Pusat Statistik (BPS). Oleh karena itu penyelenggaraan Sensus dilaksanakan agar dapat diperoleh data statistik dasar yang dibutuhkan. 
Ada dua pendekatan dalam pengumpulan suatu data, yaitu apa yang disebut dengan sensus dan survei.
Sensus adalah kegiatan pengambilan data dari semua elemen/anggota dari suatu populasi. Sedangkan Survei adalah kegiatan pengambilan data dari sebagian elemen atau anggota dari suatu pupulasi. Sehingga pada survei, elemen atau anggota yang di ambil datanya disebut dengan sampel.
       Populasi merupakan keseluruhan elemen atau anggota dari suatu kumpulan yang menjadi tujuan dari suatu pengamatan atau penelitian. Sedangkan sampel, merupakan sekelompok elemen yang diambil dari suatu populasi yang menjadi tujuan penelitian.
Penyelenggaraan Sensus di Indonesia dilaksanakan dalam tiga periode yaitu :
Sensus Penduduk dilaksanakan pada tahun berakhiran “0”. Sensus Penduduk terakhir dilaksanakan pada tahun 2010, dan akan diselenggarakan kembali pada tahun 2020. Sensus Pertanian dilaksanakan pada tahun berakhiran “3”. Terakhir diselenggarakan pada tahun 2013.
 Jenis sensus yang ketiga adalah Sensus Ekonomi, dilaksanakan pada tahun berakhiran “6”. Sensus Ekonomi terakhir dilaksanakan pada tahun 2016 kemarin dengan tahap awal berupa Listing.
Di tahun 2017 ini sedang dilaksanakan Sensus Ekonomi Lanjutan berupa pendataan lengkap sampel usaha terpilih untuk kategori Usaha Mikro Kecil (UMK) dan Usaha Menengah Besar (UMB).


Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang telah merilis data hasil pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) dengan hasil sebagai berikut : bahwa di Kabupaten Karawang tercatat sebanyak 233.606 unit usaha/perusahaan non pertanian yang dikelompokkan dalam 15 kategori lapangan usaha sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2015, meningkat 5,47 persen dibandingkan dengan hasil Sensus Ekonomi 2006 (SE06) yang berjumlah 221.490 unit usaha/ perusahaan.
Bila dibedakan menurut skala usaha, 230.654 usaha/perusahaan (98,74 persen) berskala Usaha Mikro Kecil (UMK) dan 2.952 usaha/perusahaan (1,26 persen) berskala Usaha Menengah Besar (UMB).

Hasil pendaftaran SE2016 menunjukkan bahwa jumlah usaha/perusahaan menurut lapangan usaha, didominasi oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebanyak 130.317 usaha/perusahaan atau 55,78 persen dari seluruh usaha/perusahaan yang ada di Kabupaten Karawang.
Jumlah tenaga kerja menurut lapangan usaha, sejalan dengan jumlah usaha/perusahaan yaitu didominasi oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebanyak 214.464 orang tenaga kerja atau 36,23 persen dari tenaga kerja yang ada di Kabupaten Karawang (592.031 Orang).
Data statistik dasar yang dihasilkan melalui Sensus tersebut mungkin saja masih belum dapat menjawab kebutuhan pengguna data secara lebih spesifik. Sehingga kemudian dapat dikembangkan apa yang dikenal dengan Statistik Sektoral dan Statistik Khusus. Dalam UU No.16/1997 dijelaskan bahwa Kementrian dan Lembaga (K/L), Instansi/Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) juga Perguruan Tinggi atau Peneliti dapat menyelenggarakan dua kegiatan statistik tersebut. 
Batasan yang lebih lengkap, sebagaimana tertuang dalam UU No.16/1997 , sebagai berikut:  
Statistik dasar adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk keperluan yang bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun  masyarakat, yang memiliki ciri-ciri lintas sektoral, berskala nasional, makro, dan penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab BPS.  Statistik sektoral adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang merupakan tugas pokok instansi yang bersangkutan.
Statistik khusus adalah statistik yang pemanfaatannya di tujuan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, social budaya, dan kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat, yang penyelenggaraannya dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya.

Sistem Statistik Nasional
Sistem Statistik Nasional (SSN) dalam pola pembangunan nasional/regional perlu diwujudkan agar para penyelenggara kegiatan statistik memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal dengan menghindari kemungkinan terjadinya duplikasi kegiatan oleh para penyelenggara statistik sehingga  tercipta suatu Sistem yang andal, efektif, dan efisien. Jika data sudah tersedia pada instansi/SKPD, maka tidak perlu mencari data sendiri. Langkah yang dibangun dengan melakukan koordinasi di bidang statistik, sehingga pemanfaatan data dapat dirasakan secara lebih luas.  Proses perbaikan dan penyempurnaan metode statistik yang dilakukan oleh instansi/SKPD dapat dilakukan bersama-sama oleh BPS, Instansi/SKPD, Perguruan Tinggi, Peneliti dan masyarakat yang peduli statistik. Disinilah urgensi terbangunnya Sistem Statistik Nasional.
Di dalam melakukan kegiatan statistik perlu berpedoman kepada Fundamental Principles of Official Statistics, yang ditetapkan oleh UNSTAT (United Nations Statistics Division), Divisi bidang Statistik di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada prinsipnya selalu mengacu kepada standar internasional di dalam menerapkan klasifikasi, metode dan konsep statistik. Sehingga selalu ada keterbandingan data yang dihasilkan.
Data statistic adalah aplikasi dari sebuah ilmu pengetahuan sehingga dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Data yang dihasilkan dari kegiatan statistik akan menjadi informasi yang strategis dan bermanfaat bagi pengguna data, baik mahasiswa, peneliti, pelaku usaha maupun masyarakat umum. Semoga.


(Warji Permana)

Monday, October 30, 2017

Tingkat Demokrasi Indonesia Tahun 2016 Menurun

   No comments     
categories: 


Rilis Data Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) 2016 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Kemenko Polhukam RI, Kemendagri, dan Bappenas menunjukkan bahwa tingkat demokrasi Indonesia di tahun 2016 menurun.
IDI adalah indikator komposit yang menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia yang diukur berdasarkan 3 aspek demokrasi yaitu kebebasan sipil, hak-hak politik, dan lembaga-lembaga demokrasi.
IDI 2016 mencapai angka 70,09 (dalam skala 0-100). Angka ini mengalami penurunan dibandingkan IDI 2015 yang sebesar 72,82. Capaian tersebut masih masuk kategori sedang. "Kita semua perlu memberikan perhatian dengan penurunan indeks ini sehingga kehidupan berdemokrasi di Indonesia semakin membaik," kata Kecuk Suhariyanto, Kepala BPS. Sementara Andrie T.U Sutarno, Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri Kemenko Polhukam RI berharap dengan adanya IDI, perkembangan demokrasi sesuai dengan harapan pemerintah. Salah satu yang mempengaruhi IDI 2016 adalah pelaksanaan pilkada, lanjutnya.

 (Warji)


Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89

   No comments     
categories: ,
Hari ini Jumat tanggal 27 Oktober 2017 sesuai instruksi dari  Sekretaris   Utama   BPS melalui surat dinas Nomor   :  B-413/BPS/242011 0/20 17, tanggal    24   Oktober    2017 seluruh pegawai BPS Kabupaten Karawang melaksanakan upacara peringatan hari sumpah pemuda ke-89. Bertindak sebagai Pembina upacara adalah Kepala BPS Kabupaten Karawang, Slamet Waluyo, S.Si, M.Si. Upacara kali ini sengaja dilaksanakan sehari sebelum tanggal 28 Oktober 2017 sesuai dengan Surat Edaran Menpora Nomor 10.13.1/MENPORA/DII/X/2017 tentang peringatan hari sumpah pemuda ke-89 tahun 2017, dimana dalam salah satu pasal ketentuannya menyebutkan bahwa upacara di instansi masing-masing dilaksanakan    pada  hari   Sabtu tanggal  28  Oktober 2017   atau   hari kerja   sebelum atau  sesudahnya.
Dalam arahan Menteri Pemuda dan Olah Raga yang dibacakan oleh pembina upacara, Menpora Imam Nahrawai menegaskan bahwa sudah selayaknya kita bersyukur   atas  sumbangsih   para   pemuda  Indonesia yang     sudah     melahirkan     Sumpah    Pemuda.   Sudah    seharusnya    kita meneladani    langkah-langkah     dan     keberanian    mereka   hingga mampu menorehkan    sejarah   emas   untuk    bangsanya.    Bandingkan   dengan  era sekarang.   Hari    ini,    sarana    transportasi    umum  sangat  mudah.    Untuk menjangkau   ujung   timur  dan    barat    Indonesia  hanya  dibutuhkan    waktu beberapa jam   saja.   Untuk  dapat berkomunikasi  dengan pemuda  di pelosok- pelosok negeri ini, cukup dengan menggunakan  alat  komunikasi,  tidak   perlu menunggu datangnya tukang pos  hingga berbulan-bulan   lamanya.  Interaksi sosial dapat dilakukan  24 jam,  kapanpun dan  di manapun.
Namun, anehnya justru    dengan berbagai macam kemudahan  yang dimiliki hari   ini,   kita   justru   lebih    sering  berselisih   paham,   mudah  sekali memvonis orang,  mudah   sekali  berpecah   belah,   saling mengutuk    satu dengan  yang    lain,    menebar  fitnah   dan    kebencian.  Seolah-olah   kita    ini dipisahkan  oleh  jarak   yang  tak terjangkau,  atau  berada di ruang isolasi yang tidak   terjamah,  atau   terhalang  oleh tembok  raksasa  yang     tinggi dan   tebal hingga tidak   dapat    ditembus oleh   siapapun.  Padahal,  dengan  kemudahan teknologi dan   sarana transportasi  yang   kita  miliki hari ini,  seharusnya   lebih mudah  buat  kita  untuk  berkumpul,  bersilaturahim   dan  berinteraksi  sosial. Sebetulnya, tidak   ada   ruang  untuk  salah  paham  apalagi membenci, karena semua hal  dapat  kita   konfirmasi  dan   kita   klarifikasi hanya dalam  hitungan detik.
Dalam   sebuah    kesempatan,     Presiden    Republik   Indonesia   yang pertama,   Bung  Karno  pernah   menyampaikan    :  "Jangan  mewarisi    abu Sumpah  Pemuda,   tapi    warisilah   api   Sumpah Pemuda.  Kalau  sekadar mewarisi   abu,    saudara-saudara     akan   puas     dengan   Indonesia   yang sekarang   sudah   satu   bahasa,  satu    bangsa,  dan   satu    tanah   air.   Tapi ini  bukan   tujuan    akhir,"
Pesan   yang    disampaikan    oleh    Bung   Karno  ini   sangat  mendalam khususnya  bagi   generasi  muda  Indonesia.  Api  sumpah pemuda  harus  kita ambil dan   terus    kita  nyalakan.   Kita  harus   berani melawan  segala  bentuk upaya yang  ingin memecah  belah persatuan   dan kesatuan  bangsa.  Kita juga harus  berani melawan ego kesukuan, keagamaaan  dan  kedaerahan  kita.  Ego ini yang  kadang  kala mengemuka  dan menggerus  persaudaraan   kita  sesama anak  bangsa. Kita   harus  berani  mengatakan  bahwa  Persatuan   Indonesia adalah  segala-galanya,   jauh     di   atas     persatuan   keagamaan,    kesukuan, kedaerahan,  apalagi golongan.
Menpora mengajak agar kita senantiasa   kukuhkan   persatuan  dan  kesatuan Indonesia.  Stop  segala bentuk   perdebatan     yang    mengarah   pada    perpecahan    bangsa.    Kita seharusnya  malu dengan  para  pemuda  1928 dan  juga   kepada  Bung Karno, karena masih harus berkutat di soal-soal ini.  Sudah saatnya  kita  melangkah ke  tujuan   lain  yang  lebih  besar, yaitu   mewujudkan   kesejahteraan    dan keadilan  sosial bagi  seluruh  rakyat Indonesia.
Saatnya kita  Berani Bersatu  untuk  Kemajuan dan  Kejayaan Indonesia.

  (Warji Permana)

  

Monday, October 23, 2017

Sebuah narasi antara Iblis dan Syetan :

   No comments     
categories: 


Sebuah narasi antara Iblis dan Syetan :

"Jika kau ingin merusak sebuah keluarga, rusaklah dulu ibunya!!"

beri ia perasaan akan rasa lelah bertubi yang membuatnya merasa lemah dan habis energi

jika ia sudah merasa lelah, ambil rasa syukurnya

biarkan ia merasa bahwa hidupnya habis untuk mengurus keluarga dan buatlah ia tidak memiliki apapun, selain lelah yang didapatnya

setelah kau ambil rasa syukurnya, buatlah ia menjadi orang yang tidak percaya diri

sibukkan pandangan matanya untuk melihat kebahagiaan orang lain dan buatlah ia lupa akan kebaikan yang ia miliki,

buatlah ia merasa minder dan merasa tidak berharga

jika itu sudah terjadi, ambilah juga sabarnya,

gaduhkan hatinya agar ia merasa ada banyak hal yang berantakan dalam rumahnya, buatlah ia merasa betapa banyak masalah yang ditimbulkan dari anaknya, dari suaminya

goda lisannya untuk berkata kasar,
Hingga nanti anak-anak mencontohnya dan tak menghargainya lagi, lalu bertambahlah kemarahan demi kemarahan, hilanglah aura syurga dalam rumah

dan kau akan menemukan perlahan, rumah itu rusak…dari pintu seorang IBU
....

Sekali lagi, makhluk penting itu bernama Ibu,

Lelah yang tidak selesai menjadi tempat masuknya syetan,

Ia mengambil bahagiamu, mengambil sabar dan syukurmu wahai ibu,

Jangan biarkan syetan mengambil itu,
Jika kau lelah, rehatlah.
Jika kau lelah, berbagilah

Sungguh tak ada satupun yang akan membiarkanmu merasa sakit sendiri
jika kau pandai menghargai dirimu,

Ringankan tugasmu bu,
Jangan menekan dirimu terlalu keras,
Sesekali tak masalah rumahmu kotor
tak masalah betapa banyaknya pekerjaan yang belum kau tuntaskan

Jangan terjebak dalam waktumu bu,
sungguh tugas muliamu jauh lebih penting dari sekedar rutinitas yang kau lakukan setiap harinya

rehatlah,
Jika pun tak mungkin kau tempuh jarak puluhan kilo untuk segarkan diri,

Sekedar menepi, menepilah
beri waktu untuk dirimu sendiri,

Sekedar melihat betapa banyak kebaikan yang kau punya,
betapa manisnya keceriaan anak-anakmu,
betapa bertanggungjawabnya suamimu,

rasakan pelukannya,
ada cinta dan ketulusanmu dalam tegap badannya

Kau berharga ibu, jangan pernah lupakan itu.

Pagi ini jadi pagi penuh refleksi buat saya
bisa jadi kita pernah mengalami hal yang sama akan rasa lelah yang bertubi

tapi, saat mendengar masalah orang lain,kita semakin sadar bahwa perspektif kita menentukan cara pandang kita terhadap masalah

jika kita melihat peran ini sebagai beban,maka kita hanya akan sampai pada titik lelah

jika kita memandang diri hanya sebatas pelaku rutinitas,kita tidak akan menemukan ruhnya

rewarding your self mom,
sungguh peranmu jauh lebih besar dari semua keluhanmu

jangan biarkan syetan merusak bahagia dengan mengambil rasa SABAR dan SYUKURMU

karena dari bahagiamu, tercipta ketahanan sebuah keluarga

semoga pesan ini ada manfaatnya....demi niat yg tulus dan berharga....
*Baarakallahu fiikum...*