Friday, November 24, 2017

KSK dan PPL Ciampel Laksanakan Ubinan Bersama

   No comments     
categories: ,

Ciampel adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Karawang. Kecamatan yang terletak di sebelah selatan Karawang ini menyimpan beragam potensi terutama sektor Industri. Ditandai hadirnya Kawasan Industri Surya Cipta, Kawasan Industri Mitra dan sejumlah bangunan industri lainnya yang tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Ciampel. Bahkan perusahaan percetakan uang negarapun (peruri) terdapat di wilayah kecamatan ini.  Tak heran jika Ciampel masuk ke dalam tiga besar kecamatan dengan nilai PDRB tertinggi di Kabupaten Karawang dengan nilai PDRB diatas 20 trilyun rupiah selain Telukjambe Timur dan Klari.
Namun, kondisi sebaliknya ditunjukkan oleh sektor pertanian yang dimiliki wilayah ini. Sektor pertanian nyaris dikatakan bukan primadonanya Ciampel. Terbukti sektor ini hanya menyumbang nilai dibawah 250 milyar rupiah kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Karawang.
Terlepas dari semua itu kegiatan pengumpulan data rata-rata produksi tanaman pangan yang dilakukan oleh BPS bersifat sampel yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Karawang. Dengan harapan ada keterwakilan populasi tanaman pangan semua wilayah kabupaten.

Mengingat sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan memiliki peranan cukup penting dalam perekonomian, maka informasi mengenai produksi tanaman pangan yang akurat dan menggambarkan kondisi terkini sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan para pemangku kebijakan khususnya. Informasi yang dibutuhkan salah satunya adalah produktivitas atau hasil perhektar setiap periode musim tanam (subround). Ya, melalui kegiatan ubinanlah informasi tersebut bisa didapat. Selain informasi produktivitas informasi lain yang bisa didapat adalah tentang metode tanam, penggunaan pupuk, penanggulangan OPT dan lain-lain.
Seperti ubinan yang dilakukan Koordinator Statistik Kecamatan Ciampel, Dedi Supardi bersama Petugas Penyuluh Lapangan Pertanian di Desa Mulyasari. Menggunakan metode pengukuran langsung pada plot ubinan terpilih dan melalui wawancara dengan petani sampel maka berhasil dikumpulkan data mengenai hasil produktivitas perhektar. Ukuran plot ubinan adalah seluas 2,5 m x 2,5 m. Hasil per plot ubinan yang jika dikalikan 16 maka didapat gambaran rata-rata produksi perhektarnya. Sebagai contoh jika hasil ubinan yang didapat sebesar 3,5 kg, maka perkiraan hasil perhentarnya adalah 4 x 16 = 56 kwintal atau 5,6 ton. Selain itu, Dedi juga menggali informasi mengenai penggunaan pupuk, benih, pengairan, pestisida, cara tanam dan sebagainya yang hasilnya akan dilaporkan ke tingkat kabupaten untuk dilakukan pengolahan data lebih lanjut.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi naik turunnya produktivitas padi per hektar diantaranya adalah masalah kesuburan tanah, pemakaian pupuk, bibit, cara bercocok tanam, organisme pengganggu dan sebagainya.

Seperti yang disampaikan Arda, PPL Desa Mulyasari, hasil ubinan sebesar itu bisa dibilang lumayan untuk ukuran Desa Mulyasari. Betapa tidak, sistem tanam yang terus menerus karena ketersediaan air yang banyak dan penggunaan pupuk anorganik yang berlebih menjadi penyebab turunnya kesuburan tanah sawah. Ada sebagian petani kurang memperhatikan waktu tanam sesuai anjuran pemerintah misalnya setelah selesai panen langsung menanam lagi tanpa memperhatikan kondisi tanah kembali menjadi baik.

(Warji Permana)

0 komentar:

Post a Comment