Pada
hari ini, Senin 16 Oktober 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis
beberapa indikator strategis tentang perkembangan Ekspor Impor September 2017,
Upah Pekerja/Buruh September 2017, dan Nilai Tukar Eceran Rupiah September
2017.
Berikut ini disampaikan ringkasan
dari data-data tersebut:
*I. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR
INDONESIA SEPTEMBER 2017*
*A. PERKEMBANGAN EKSPOR*
1⃣ Nilai ekspor Indonesia
September 2017 mencapai US$14,54 miliar atau menurun 4,51 persen dibanding ekspor
Agustus 2017. Sementara dibanding September 2016 meningkat 15,60 persen.
2⃣ Ekspor non migas September
2017 mencapai US$13,10 miliar, turun 6,09 persen dibanding Agustus
2017,sementara dibanding ekspor September 2016 naik 13,76 persen.
3⃣ Secara kumulatif nilai
ekspor Indonesia Januari - September 2017 mencapai US$123,36 miliar atau
meningkat 17,36 persen dibanding periode yang sama tahun 2016, sedangkan ekspor
nonmigas mencapai US$111,89 miliar atau meningkat 17,27 persen.
4⃣ Penurunan terbesar ekspor
non migas September 2017 terhadap Agustus 2017 terjadi pada lemak dan
minyak hewani/nabati sebesar US$186,4 juta (9,06 persen), sedangkan peningkatan
terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$182,8 juta (10,66
persen).
5⃣ Menurut sektor,
ekspor non migas hasil industri pengolahan Januari September 2017 naik 14,51
persen dibanding periode yang sama tahun 2016, demikian juga ekspor hasil
pertanian naik 18,35 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 34,75
persen.
6⃣ Ekspor non migas September
2017 terbesar adalah keTiongkok yaitu US$1,89 miliar, disusul Amerika Serikat
US$ 1,46 miliar dan Jepang US$1,31 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai
35,57 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28negara) sebesar US$ 1,31 miliar.
7⃣ Menurut provinsi asal
barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–September 2017 berasal dari Jawa
Barat dengan nilai US$21,51 miliar (17,43persen), diikuti Jawa Timur US$13,75
miliar (11,14persen) dan Kalimantan Timur US$12,83 miliar (10,40 persen)
*B. PERKEMBANGAN IMPOR*
1⃣ Nilai impor Indonesia
September 2017 mencapai US$12,78 miliar atau turun 5,39 persen dibanding
Agustus 2017, namun meningkat 13,13 persen apabila dibandingkan September
2016.
2⃣ Impor non migas September
2017 mencapa iUS$ 10,85 miliar atau turun 5,67 persen dibanding Agustus 2017,
namun meningkat 13,80 persen dibanding September 2016.
3⃣ Impor migas September 2017
mencapai US$1,93 miliar atau turun 3,79 persen dibanding Agustus 2017 dan juga
meningkat 9,54 persen dibanding September 2016.
4⃣ Peningkatan impor non
migas terbesar September 2017 dibanding Agustus 2017 adalah golongan buah-buahan
US$44,2 juta (51,10 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan mesin
dan pesawat mekanik US$113,0 juta (5,90 persen).
5⃣ Negara pemasok barang
impor non migas terbesar selama Januari–September 2017 ditempati olehTiongkok
dengan nilai US$24,81 miliar (26,07 persen),Jepang US$10,90 miliar (11,46
persen),danThailand US$6,89 miliar(7,24 persen). Impor non migas dari ASEAN
20,61 persen, sementara dari Uni Eropa 9,43 persen.
6⃣ Nilai impor semua golongan
penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong dan barang modal
selama Januari–September 2017 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama
tahun sebelumnya masing-masing 11,81 persen,15,21 persen, dan 9,51 persen.
*II. PERKEMBANGAN UPAH
PEKERJA/BURUH SEPTEMBER 2017*
1⃣ Upah nominal buruh/pekerja
adalah rata-rata upah harian yang diterima buruh sebagai
balas jasa pekerjaan yang telah dilakukan.
2⃣ Upah riil buruh/pekerja
menggambarkan daya beli dari pendapatan/upah yang diterima
buruh/pekerja.
3⃣ Upah riil
adalah perbandingan antara upah nominal dengan
indeks konsumsi rumah tangga
4⃣ Upah nominal harian buruh
tani nasional pada September 2017 naik sebesar 0,27 persen
dibanding upah buruh tani Agustus 2017, yaitu dari
Rp50.079,00 menjadi Rp50.213,00 per hari. Upah riil
mengalami kenaikan sebesar 0,54 persen .
5⃣ Upah nominal harian
buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada September 2017 naik
0,02 persen dibanding upah Agustus 2017, yaitu dari Rp84.362,00 menjadi
Rp84.378,00 per hari. Upah riil mengalami penurunan sebesar
0,11 persen.
*III. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR
ECERAN RUPIAH SEPTEMBER 2017*
1⃣ Rupiah terdepresiasi 0,23
persen terhadap dollar Amerika pada September 2017. Level terendah rata-rata
nasional kurs tengah eceran rupiah terhadap dollar Amerika terjadi pada minggu
keempat September 2017 yang mencapai Rp13.352,92 perdolar Amerika. Sedangkan
menurut provinsi, level terendah kurs tengah terjadi di Provinsi Sulawesi Utara
yang mencapai Rp13.430,50 perdolar Amerika pada minggu keempat September 2017.
2⃣ Rupiah terapresiasi 0,50
persen terhadap dollar Australia pada September2017. Level tertinggi
rata-rata nasional kurs tengah eceran rupiah terhadap dollar Australia terjadi
pada minggu keempat September 2017 yang mencapai Rp10.504,47 perdolar
Australia. Sedangkan menurut provinsi, level tertinggi kurs tengah terjadi di
Provinsi Papua yang mencapai Rp10.218,13 perdolar Australia pada minggu keempat
September 2017.
3⃣ Rupiah terapresiasi 1,79
persen terhadap yen Jepang pada September 2017.Level tertinggi rata-rata
nasional kurs tengah eceran rupiah terhadap yen Jepang terjadi pada minggu
ketiga September 2017 yang mencapai Rp118,71 per yen Jepang. Sedangkan menurut provinsi,
level tertinggi kurs tengah terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang
mencapai Rp112,50 per yen Jepang pada minggu keempat September 2017.
4⃣ Rupiah terapresiasi 0,84
persen terhadap euro pada September 2017. Level tertinggi rata-rata nasional
kurs tengah eceran rupiah terhadap euro terjadi pada minggu kedua September
2017 yang mencapai Rp15.739,99 pereuro. Sedangkan menurut provinsi, level
tertinggi kurs tengah terjadi di Provinsi Papua yang mencapai Rp15.233,88
pereuro pada minggu kedua September 2017.
Untuk info lebih detil dan
mengunduh data silakan, akses ke website BPS
Salam,
Humas Badan Pusat Statistik (BPS)
Website :
www.bps.go.id
Twitter :
@bps_statistics
Facebook : badan pusat
statistik
Youtube : BPS
Statistics
Instagram : bps_statistics