Friday, October 07, 2016

Refleksi : HAL-HAL YG MUNGKIN TIDAK TAHU TAPI PERLU TAHU !

   No comments     
categories: 

🐜  Permasalahan dg semut:
       Semut benci timun.
       TARUH kulit ketimun di dkt tempat2 yg ada semut atw di lubang semut.  

 πŸŽ†  Utk mengkilapkan kaca:
        "Bersihkan dg Sprite"

  πŸ’¨ Utk melepas permen karet dari baju:
        "Taruh bajunya di dlm freezer selama satu jam"

πŸ’­   Utk memutihkan baju:
        "Rendam baju putih di dalam air hangat bersama dg seiris lemon selama 10 menit"

 πŸ™‡  Utk menghasilkan rambut yg berkilau:
        "Beri satu sendok teh cuka (vinegar) ke rambut kemudian cuci rambutnya"

 πŸ‹  Utk mendapatkan jus perasan sebanyak2nya dari lemon:
        "Rendam lemon di air hangat selama sejam kemudian baru diperas"

🍞  Utk menghindari bau kol ketika memasak:
       "Taruh sepotong roti di atas kol di dlm wadahnya ketika memasak"

πŸ‘•  Menghilangkan tinta dari baju:
       "Kasih odol πŸ₯agak banyak di bagian bertinta dan biarkan sampai bnr2 mengering, baru setelah itu dicuci"

 πŸ€  Utk menyingkirkan tikus:
       "Tabur lada hitam di tmpt2 yg ada tikusnya. Mereka akan kabur"

🍸 Minum air putih sblm tidur..
       "Sekitar 90% dari serangan jantung terjadi di dini hari dan resiko ini bs dikurangi dg meminum satu atw dua gelas air putih sblm tidur di malam hari"

πŸ’ Kita tahu air itu penting tp kita tdk pernah tahu ttg saat2 tertentu kita harus minum..

πŸ’¦ Meminum air di waktu-waktu yg tepat ⏰ memaksimalkan khasiatnya utk tubuh manusia :

      1⃣  1 gelas air putih ketika bangun tidur - πŸ••⛅ membantu mengaktifkan organ2 dalam..
       2⃣  1 gelas air putih 30 menit  πŸ•§ sblm makan - membantu pencernaan..
       3⃣ 1 gelas air putih sblm mandi 🚿 - membantu menurunkan tekanan darah.
       4⃣ 1 gelas air putih sblm tidur - πŸ•™ menghindarkan dari stroke dan serangan jantung.

πŸƒ Pepatah Cina mengatakan:
      'Ketika seseorang berbagi sesuatu yg bermanfaat dan kamu mendptkan manfaat dari itu maka kamu punya obligasi moral utk membagi hal itu juga ke org lain.'


Refleksi : TEGURAN ALLAH, SAAT SI AYAH MEMARAHI ANAK

   No comments     
categories: 

Suatu hari saya bersenggolan dengan seseorang yang tidak saya kenal. “Maaf, ya, Pak.” begitu reaksi spontan saya. Ia juga berkata: “Maaf juga pak,” Kami saling berbalas senyum.

Namun cerita jadi lain, begitu sampai di rumah. Pada hari itu juga, saat menelepon salah satu kolega terbaik, saya menggunakan tutur bahasa sangat lembut dan santun. Tentu saja untuk meraih simpatinya.

Tiba-tiba, anak lelaki saya berdiri diam-diam di belakang saya. Saat saya berbalik, hampir saja membuatnya jatuh. "Minggir!!! Main sana, ganggu saja!!!" teriak saya dengan marah. Ia pun pergi dengan hati hancur dan merajuk.

Saat saya berbaring di tempat tidur malam itu, dengan halus, Tuhan berbisik, "Akan kusuruh malaikat menyabut nyawamu dan mengambil hidupmu sekarang, namun sebelumnya, aku akan izinkan kau melihat lorong waktu sesudah kematianmu.

Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan. Tetapi dengan anak yang engkau kasihi, engkau perlakukan sewenang-wenang, akan kuberi lihat setelah kematianmu hari ini, bagaimana keadaan atasanmu, kolegamu, sahabat dunia mayamu, serta keadaan keluargamu"

Lalu aku pun melihat, hari itu saat jenazahku masih diletakkan di ruang keluarga, hanya satu orang sahabat dunia mayaku yg datang, selebihnya hanya mendoakan lewat grup, bahkan jg ada yg tdk komentar apapun atas kepergianku, dan ada yg hanya menulis 3 huruf singkat, 'RIP'.

Teman-temanku sekantor, hampir semua datang, sekejap melihat jenazahku, lalu mereka asik foto-foto dan mengobrol, bahkan ada yang asik membicarakan aibku sambil tersenyum-senyum. Bos yang aku hormati, hanya datang sebentar, melihat jenazahku dalam hitungan menit langsung pulang. Dan kolegaku, tidak ada satupun dari mereka yang aku lihat.

Kulihat anak-anakku menangis di pangkuan istriku, yang kecil berusaha menggapai-gapai jenazahku meminta aku bangun, namun istriku menghalaunya.

Istriku pingsan berkali-kali, aku tidak pernah melihat dia sekacau itu. Lalu aku teringat betapa sering aku acuhkan panggilannya yang mengajakku mengobrol, aku selalu sibuk dengan HP-ku, dengan kolega dan teman-teman dunia mayaku.

Aku lihat anak-anakku. Sering kuhardik dan kubentak mereka saat aku sedang asik dengan ponselku, saat mereka ribut memintaku untuk menemai.

Oh Ya Allah.. Maafkan aku.

Lalu aku melihat tujuh hari sejak kematianku, teman-teman sudah melupakanku, sampai detik ini aku tidak mendengar aku mendapatkan doa mereka, perusahaan telah menggantiku dengan karyawan lain, teman-teman dunia maya masih sibuk dengan lelucon-lelucon di grup, tanpa ada yang membahasku ataupun bersedih terhadap ketiadaanku di grup mereka.

Namun, aku melihat istriku masih pucat dan menangis, airmatanya selalu menetes saat anak-anakku bertanya di mana Ayah? Aku melihat dia begitu lunglai dan pucat, kemana gairahmu istriku?

Oh Ya Allah Maafkan aku..

Hari ke 40 sejak aku tiada. Teman FB ku lenyap secara drastis, semua memutuskan pertemanan denganku, seolah tidak ingin lagi melihat kenanganku semasa hidup, bosku, teman-teman kerja, tidak ada satupun yang mengunjungiku ke kuburan ataupun sekedar mengirimkan doa.

Lalu kulihat keluargaku, istriku sudah bisa tersenyum, tapi tatapannya masih kosong, anak-anak masih ribut menanyakan kapan Ayahnya pulang, yang paling kecil yang paling kusayang, masih selalu menungguku di jendela, menantikan aku datang.
Lima belas tahun berlalu.

Kulihat istriku menyiapkan makanan untuk anak-anakku, sudah mulai keliatan guratan tua dan lelah di wajahnya. Dia tidak pernah lupa mengingatkan anak-anak bahwa ini hari jumat, jangan lupa ke makam Ayah, jangan lupa berdoa setiap sholat.

Lalu aku membaca tulisan di secarik kertas milik putriku malam itu, dia menulis.. "Seandainya saja aku punya Ayah, pasti tidak akan ada laki-laki yang berani tidak sopan denganku, tidak akan aku lihat Ibu sakit-sakitan mencari nafkah seorang diri buat kami,
Oh Ya Allah.. Kenapa Kau ambil Ayahku, aku butuh Ayahku Ya Allah..". Kertas itu basah, pasti karena airmatanya..

Ya Allah maafkanlah aku..

Sampai bertahun-tahun anak-anak dan istriku pun masih terus mendoakanku setelah sholat, agar aku selalu berbahagia di alam kubur dan akherat.

Lalu seketika,, aku terbangun.. Dan terjatuh dari dipan. Ternyata aku cuma bermimpi. Pelan-pelan aku pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, masih aku lihat airmata di sudut matanya, kasihan sekali, terlalu kencang aku menghardik mereka.

“Anakku, Ayah sangat menyesal karena telah berlaku kasar padamu.“Si kecilku pun terbangun dan berkata, "Ayah, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu.”

“Anakku, aku mencintaimu juga. Aku benar-benar mencintaimu, maafkan aku anakku” Dan kupeluk anakku. Kuciumi pipi dan keningnya.

Lalu kulihat istriku tertidur, istriku yang sapaannya sering kuacuhkan, ajakannya bicara sering kali aku sengaja berpura-pura tidak mendengarnya, bahkan pesan-pesan darinya sering aku anggap tak bermakna, maafkan aku istriku, maafkan aku. Air mataku tak bisaku bendung lagi.

Apakah kita menyadari bahwa jika kita mati besok pagi, perusahaan di mana kita bekerja akan dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari? Teman2 akan melupakan kita sebagai cerita yang sudah berakhir, beberapa masih menceritakan aib-aib yang tidak sengaja kita lakukan.

Teman-teman dunia maya pun tak pernah membahas lagi seolah, aku tidak pernah mengisi hari2 mereka sebagai badut di grup.

Lalu aku rebahkan diri di samping istriku, ponselku masih terus bergetar, berpuluh puluh notifikasi masuk menyapaku, menggelitik untuk aku buka, tapi tidak...tidak...

Aku matikan ponselku dan aku pejamkan mata, maaf.. Bukan kalian yang akan membawaku ke surga, bukan kalian yang akan menolongku dari api neraka, tapi ini dia.. Keluargaku. Keluarga yang jika kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka.

*Kisah ini membantu kita, para orang tua, untuk mengutamakan anak dan keluarga.

Refleksi : Kata-Kata Bijak Para Ustadz

   No comments     
categories: 

Tidak Mungkin kecerdasan anda melebihi kebenaran yang diajarkan Allah, melebihi kebenaran yang diajarkan Rasulullah, tak mungkin...!!!_.
~~~~~~~~~~

πŸ‘€ *Ust Maududi Abdullah*
"Jika engkau tidak mampu merangkul saudaramu ke surga, paling tidak jangan menjadi jembatan baginya menuju neraka."

πŸ‘€ *Ust Maududi Abdullah*
"Jika menurutmu ia tidak bisa menjadi sahabat bagimu maka tinggalkanlah dia, namun tidak perlu sampai engkau menjadikannya sebagai musuhmu."

πŸ‘€ *Ust Firanda Andirja*
"Jangan sampai mengejar rizki menjadikan engkau lalai dari Yang Maha Pemberi Rizki."

πŸ‘€ *Ust Firanda Andirja*
"Agama Islam Agama Dalil, Bukan Dongeng Bukan cerita, Bukan kata Orang, Bukan banyaknya Orang, Kita Gak mengikuti nenek Moyang, yang kita ikuti adalah dalil."

πŸ‘€ *Ust Yazid Bin Abdul Qodir Jawas*
"Semakin seseorang sibuk memikirkan kebahagian saudaranya, maka ia semakin dibahagiakan Allah."

πŸ‘€ *Ust Firanda Andirja*
"Akhlak yang mulia adalah membalas keburukan dengan kebaikan, kalau hanya berbuat baik kepada yang baik maka itu sudah merupakan keharusan."

πŸ‘€ *Ust Firanda Andirja*
"Jika orang ingin berubah, temannya juga harus berubah."

πŸ‘€ *Ust Syafiq Reza Basalamah*
"Sibukkanlah diri dengan menuntut ilmu. Jangan menyibukkan diri dengan mengurusi Fitnah. Berapa banyak kitab ulama yang belum kita baca??? Ribuan!"

πŸ‘€ *Ust Yazid Abdul Qodir Jawas*
"Masuk Ramadhan ini antara berharap dan cemas, Berharap Mendapat ampunan Allah dan cemas bila keluar Ramadhan dosa belum mendapat ampunan-Nya."

πŸ‘€ *Ust Badru salam*
"Penyesalan di dunia adalah suatu awal yang baik untuk kembali ke jalan Allah dan meraih ampunan-Nya. Penyesalan di akhirat kelak tak akan berguna lagi."

πŸ‘€ *Ust Abdullah Zaen*
"Sekeras apapun teriakan orang bila anda menyikapinya dengan diam dan bahkan tersenyum maka ia segera diam."

πŸ‘€ *Ust Arifin Badri*
"Kita takut mati? padahal mati lebih baik dari pada fitnah. Kita takut miskin? padahal miskin lebih ringan untuk hisab.πŸ“•πŸ“—πŸ“˜πŸ“™πŸ“’πŸ““πŸ“”

NB :
Sambil mengunyah makanan di mulutnya, ia menggeram usai suapan itu berlalu memasuki kerongkongan, saat menyaksikan berbagai kekerasan dan berita kebatilan di televisi.

"Ritual dan ceramah agama menjamur. Aneka aliran spiritual bergemuruh. Tetapi moral manusia tak berubah begitu saja. Lalu apa guna agama dan spiritual bagi manusia? Lebih baik ditiadakan saja. Orang-orang yang tak beragama di luar sana bahkan bisa memiliki moral dan batin yang jauh lebih bijaksana. Agama dan spiritual hanya isapan jempol."

Batinnya kian bergemuruh seiring geretak giginya mengunyah tulang muda.  Seorang lelaki tua menoleh karenanya, lalu tersenyum penuh makna.

"Manu, jangan salahkan setiap makanan yang kau nikmati itu jika beberapa jam lagi kau kembali lapar.  Apa pun jenis makanan, sudah menjadi tujuannya untuk membuat kenyang dan berenergi.  Bila ada yang tidak kenyang dan tetap lemah tanpa energi setelah banyak dan sering makan, bukan salahnya makannya. Mungkin tubuh orang itulah yang sedang sakit."

"Begitulah halnya dengan tujuan hadirnya ajaran moral dalam agama dan spiritual.  Semua bermaksud memperbaiki moral dan kualitas batin penganutnya.  Namun bila semua itu tak berguna, layak kau amati orang yang mempelajari dan menjalankannya. Mungkin batin dan moralnya terlalu sulit untuk diubahnya."

"Agama dan pengetahuan spiritual hanyalah penuntun dan petunjuk.  Tidak akan mampu mengubah siapa pun kecuali orang itu sendirilah yang mengubah diri dengan kesadaran dari dalam."

Refleksi : 🌹RENUNGAN BUAT KITA πŸ’

   No comments     
categories: 

"Jangan Seperti Mengumpulkan Harta Disebuah Tas Yang Berlubang"

Engkau bersedekah kepada orang yang kau anggap layak diberikan namun engkau merendahkan dan menyakiti perasaan dan hatinya.

Engkau shalat malam, puasa di siang hari, mematuhi Rabbmu namun engkau memutuskan tali silaturrahim..

Engkau berpuasa dan bersabar menahan lapar dan dahaga namun lisanmu dengan mudah melaknat dan mencela..

Engkau muliakan tamu namun saat dia keluar engkau meng'ghibahinya dan menyebut keburukan-keburukannya..

Jangan kumpulkan kebaikan-kebaikanmu disebuah kantong yang berlubang..

Engkau mengumpulkannya dengan susah payah namun dengan mudahnya kebaikanmu berguguran karena perbuatanmu sendiri tanpa kau sadari..

Hingga akhirnya rahmat dari kebaikan-kebaikan yang kita lakukan itu hilang tak berbekas, seperti buih diterpa air laut..

Sedangkan kita sendiri tak tahu berapa banyak kah yang telah terkumpul untuk bekal kita di hari akhir nanti..

semoga ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua atas apa yang kita telah lakukan sepanjang hidup dan hari-hari kita ini..

πŸŒ·πŸ’•πŸ’• Semoga Bermanfaat...

Refleksi :🌹Tausiyah Subuh🌹

   No comments     
categories: 

● Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat, Ternyata ia hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah..

● Aku melihat hidup teman2ku tak ada duka dan kepedihan, Ternyata ia hanya pandai menutupi dengan mensyukuri..

● Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian, Ternyata ia begitu menikmati badai ujian dlm kehidupannya..

● Aku melihat hidup sahabatku begitu sempurna, Ternyata ia hanya berbahagia "menjadi apa adanya"..

● Aku melihat hidup tetanggaku beruntung, Ternyata ia selalu tunduk pada Allah untuk bergantung..

● Maka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rejeki orang lain..
Mungkin aku tak tahu dimana rejekiku.. Tapi rejekiku tahu dimana diriku..

● Dari lautan biru, bumi dan gunung, Allah telah memerintahkannya menuju kepadaku...

● Allah yang Maha pengasih menjamin rejekiku, sejak 9 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku..

● Amatlah keliru bila berkeyakinan rejeki dimaknai dari hasil bekerja.. Karena bekerja adalah ibadah, sedang rejeki itu urusan-Nya..

● Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan berganda..

● Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggal mati..

● Mereka lupa bahwa hakekat rejeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah dinikmatinya..

● Rejeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita, sang Pencipta menaruh berkat sekehendak-Nya..
Ikhtiar itu perbuatan..
Rejeki itu kejutan..

● Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap hakekat rejeki akan ditanya kelak..
"Darimana dan digunakan untuk apa" Karena rejeki hanyalah "Hak Pakai", bukan "Hak Milik"....

#copas
[26/5 05.08] Jaja sutarja: 🌹Tausiyah Subuh🌹

● Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat, Ternyata ia hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah..

● Aku melihat hidup teman2ku tak ada duka dan kepedihan, Ternyata ia hanya pandai menutupi dengan mensyukuri..

● Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian, Ternyata ia begitu menikmati badai ujian dlm kehidupannya..

● Aku melihat hidup sahabatku begitu sempurna, Ternyata ia hanya berbahagia "menjadi apa adanya"..

● Aku melihat hidup tetanggaku beruntung, Ternyata ia selalu tunduk pada Allah untuk bergantung..

● Maka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rejeki orang lain..
Mungkin aku tak tahu dimana rejekiku.. Tapi rejekiku tahu dimana diriku..

● Dari lautan biru, bumi dan gunung, Allah telah memerintahkannya menuju kepadaku...

● Allah yang Maha pengasih menjamin rejekiku, sejak 9 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku..

● Amatlah keliru bila berkeyakinan rejeki dimaknai dari hasil bekerja.. Karena bekerja adalah ibadah, sedang rejeki itu urusan-Nya..

● Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan berganda..

● Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggal mati..

● Mereka lupa bahwa hakekat rejeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah dinikmatinya..

● Rejeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita, sang Pencipta menaruh berkat sekehendak-Nya..
Ikhtiar itu perbuatan..
Rejeki itu kejutan..

● Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap hakekat rejeki akan ditanya kelak..
"Darimana dan digunakan untuk apa" Karena rejeki hanyalah "Hak Pakai", bukan "Hak Milik"....

#copas

Refleksi : MEMAKSIMALKAN PERBUATAN BAIK

   No comments     
categories: 

Ada seorang yg miskin bertanya pada sang guru bijak,
"Mengapa aku menjadi orang yg sangat miskin & selalu mengalami kesulitan hidup?

Sang guru menjawab,
"Karena engkau tidak pernah berusaha untuk memberi pada orang lain."

"Tapi saya tidak punya apapun untuk di berikan pada orang lain?

"Sebenarnya engkau masih punya banyak untuk engkau berikan pada orang lain."

"Apakah itu, guru bijak?"

Sang guru mejawab,
"1. Dengan mulut yg engkau punya,
engkau bisa berikan senyuman & pujian.

2. Dengan mata yg engkau punya,
engkau bisa memberikan tatapan yg lembut.

3. Dengan telinga yg engkau punya,
engkau bisa memberikan perhatian.

4. Dengan Wajah yg engkau punya,
engkau bisa memberikan keramahan.

5. Dengan Tangan yg engkau punya,
engkau bisa memberikan bantuan & pertolongan pada orang lain yg membutuhkan,
& masih banyak lagi.

Jadi sesungguhnya kamu bukanlah miskin,

hanya saja engkau tidak pernah mau memberi pada orang lain.

Itulah yg menyebabkan orang lain juga tidak pernah mau memberikan apapun pada dirimu.

Engkau akan terus seperti ini jika engkau tidak mau memberi & berbagi pada orang lain & siapapun.

Pulanglah & berbagilah pada orang lain dari apa yg masih engkau punya,

a g a r orang lain juga mau berbagi denganmu."

Memberi tidak di tentukan oleh seberapa besar atau kecil,
t a p i berdasarkan kebutuhan.

Kebencian tidak di tentukan oleh seberapa dalam atau dangkalnya,
t a p i berdasarkan seberapa terlukanya orang tsb.

Oleh karena itu,
kita mesti ber-hati² terhadap apa yg kita ucapkan,

apa yg kita perbuat se-hari²nya,

jangan pernah meremehkan perbuatan baik yg kecil,

n a m u n jangan melakukan perbuatan buruk sekecil apapun.

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.”


Tetaplah bersemangat!
Teruslah bertumbuh!
Teruslah belajar!
Teruslah berkarya...

Refleksi : 🌹TAUSIYAH JUMAT🌹

   No comments     
categories: 

MENJADI BENAR itu PENTING ~
Renungan bagi kita semuaaaa....

Antara BENAR & MERASA BENAR.

Secara alamiah,
manusia memang memiliki pandangan yg terbatas,
ia hanya mampu melihat apa
yg ada di depan matanya.

Namun,
Allah menganugerahkan
mata hati ❤, yg mampu menerobos berbagai tembok pembatas.
Tingkat ketajaman mata hati ❤  itu, sangat bergantung dari kerendahan hati & kedalaman ilmu seseorang.

Seseorang dikatakan
arif bijaksana, bila ia memiliki ketajaman mata hati ❤

Menjadi Benar itu penting, namun
Merasa Benar itu tidak baik.

Kearifan akan membuat seorang menjadi Benar ❤
bukan Merasa Benar

πŸ“•Perbedaan
❤ Orang Benar &
Orang Yg Merasa Benar :

❤ Orang Benar,
tidak akan berpikiran bahwa ia adalah yg paling benar.

πŸ”ΈSebaliknya
Orang Yg Merasa Benar,
di dalam pikirannya hanya dirinyalah yg paling benar.

❤ Orang Benar,
bisa menyadari kesalahannya.

πŸ”ΈSedangkan
Orang Yg Merasa Benar,
merasa tidak perlu untuk Mengaku Salah.

❤ Orang Benar,
setiap saat akan introspeksi diri & bersikap Rendah Hati.

πŸ”ΈTetapi
Orang Yg Merasa Benar,
merasa tidak perlu introspeksi. Karena merasa sudah benar, mereka cenderung Tinggi Hati.

❤ Orang Benar,
memiliki Kelembutan Hati.
Ia dapat menerima masukan & kritikan dari siapa saja, sekalipun itu dari anak kecil.

 Orang Yg Merasa Benar,
Hatinya Keras.
Ia sulit untuk menerima nasihat & masukan apalagi kritikan.

❤ Orang Benar
akan selalu Menjaga Perkataan & Perilakunya, serta berucap Penuh Kehati-hatian.

Orang Yg Merasa Benar
berpikir, berkata, & berbuat sekehendak hatinya, tanpa pertimbangan / pedulikan perasaan orang lain.

❤ Pada akhirnya,
Orang Benar akan dihormati, dicintai & disegani oleh hampir semua orang.
Sedangkan
Orang Yg Merasa Benar
hanya akan disanjung oleh mereka yg berpikiran sempit & yg sepemikiran dg-nya, atau mereka yg hanya sekedar ingin memanfaatkan dirinya.

πŸ”ΈSaudaraku.......
mari terus memperbaiki diri untuk bisa Menjadi Benar, agar tidak selalu Merasa Benar.
❤ Bila kita sudah termasuk tipe Orang Benar, bertahanlah & tetaplah dalam Kebenaran & Rendah Hati.

πŸ“Semoga Bermanfaat,πŸ’

Refleksi : USTADZAH OKI SETIANA DEWI dalam tauziyahnya

   No comments     
categories: 

AKU MILIK SUAMIKU DAN SUAMIKU MILIK IBUNYA

Ditujukan buat para menantu dan calon menantu,

Seburuk apapun mertua,
πŸ•˜ Aku selalu ingat bahwa dia adalah wanita yang mengandung
suamiku dalam kepayahan selama 9 bulan.

Dia adalah wanita yang air susunya menjadi makanan pertama bagi suamiku.

Dia ialah wanita yang mendidik dan membesarkan suamiku,
yang mengajarkan kepada suamiku akhlak
sehingga aku nyaman di sisi suamiku.

Aku tak pernah keluar uang sepeserpun untuk menyekolahkan
suamiku hingga ia dapat ijazah,
yang sekarang ijazah itu ia gunakan untuk mencari nafkah
dalam menafkahiku.

Aku tak sedikit pun mendidik suamiku hingga kini ia
menjadi pria yang penuh tanggung jawab dan
aku merasakan bahagia menjadi istrinya.

Setelah pengorbanan ibunya yang bertubi-tubi… Anak laki-lakinya menikah denganku dan kini jadi suamiku.

Dia bagi kasih sayang anaknya denganku. Cemburu? Pasti dia cemburu.

Aku wanita asing, yang kini selalu di-sayang-sayang oleh anak laki-lakinya.

Harta anak laki-lakinya tercurah untuk kunikmati padahal Ia yang
melahirkan,
membesarkan dan
mendidik.

Aku memahami cemburu itu walau aku pun merasakan cemburu ketika suamiku lebih memihak mertuaku.

Aku bukan malaikat yang tak pernah jengkel dengan mertuakudan mertuaku pun bukan malaikat yang selalu kubela..

Adakalanya aku marah, cemburu & sakit hati.
Namun aku ingat semua jasanya pada suamiku..
Jasa yang sampai akhir hayatpun aku tak akan mampu membayarnya..

Pada ujung tangisku..
Terngiang nasihat ibundaku tercinta..
”Nak.. dukunglah suamimu untuk berbakti pada ibunya.
Jangan suruh ia memilih antara kau dan ibunya karena
kelak kau akan merasakan bagaimana sakitnya diperlakukan
seperti itu oleh anak laki-lakimu.
Apa yang kau lakukan pada mertuamu akan
dilakukan pula oleh menantumu..
Segala sesuatu pasti ada timbal baliknya”.

Dan tangisku makin deras..
Suamiku, bahagiakanlah orang tuamu semampumu.
Semoga kelak anak-anak kita pun membahagiakan kita,
sebagai balasan baktimu pada orang tuamu..

Mumpung mereka masih hidup. Belum tentu pula mereka masih bisa ngrepotin kita 10 tahun ke depan. πŸ•˜ Tidak lama, …tidak lama….tapi balasannya, surga!

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

“…dan hendaklah kamu bersyukur kepada-Ku dan
kepada kedua orang tuamu”
(QS. Luqman:14).

Begitu penting berbuat baik dan berterima kasih kepada kedua orang tua kita, sampai

Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam bersabda,
“Ridha Allah terdapat pada keridhaan orang tua.
Dan murka Allah terdapat pada kemurkaan orang tua”
πŸ“š (HR. Turmudzi).

Diriwayatkan bahwa Aisyah Radhiallahu anhu bertanya kepada
Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam
”Siapakah yang berhak
terhadap seorang wanita?”
Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam menjawab,
“Suaminya” (apabila sudah menikah).
Aisyah Radhiallahu anhu bertanya lagi,
”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki? menjawab,
“Ibunya”
πŸ“š (H.R Muslim)

Semoga bermanfaat
πŸ’–πŸ™