Oleh:
Monika Hartono
Beberapa
hari yang lalu saya berkesempatan memberikan training di luar kota. Ketika
mulai memasuki tol ke arah Sadang, di belakang saya ada sebuah mobil Lexus
berwarna hitam yang melaju dengan kecepatan tinggi. Tetapi yang saya suka
walaupun ia melaju dengan kecepatan tinggi, ia tidak memaksakan kehendak.
Jika
mobil di depannya tidak mau memberi jalan, maka ia yang mengalah dengan
mengambil jalan ke kiri dahulu baru kemudian balik lagi ke jalur kanan.
Supaya
tidak ngantuk karena saya menyetir sendirian dan tertarik dengan cara menyetir
si mobil hitam ini, iseng-iseng saya membuntuti mobil tersebut dari belakang.
Saya ikuti cara ia menyetir, termasuk kecepatannya. Ketika tidak ada mobil lain
di tol, kecuali mobil hitam itu dan mobil saya, mobil hitam tersebut menambah
kecepatannya. Karena sedang membututi, tanpa sadar saya ikut menambah kecepatan
mobil saya.
Ketika
saya melihat panel kecepatan, menunjukkan angka 160 km/jam. Padahal selama ini,
kecepatan tercepat yang pernah saya tempuh adalah 140 km/jam, saya tidak berani
melaju di atas itu.
Tapi
dengan adanya mobil yang saya ikuti, saya bisa tembus rekor kecepatan mobil
saya. Sesuatu yang sulit saya lakukan jika tidak ada sparringnya.
Karena
saya berhenti di suatu tempat, saya kehilangan mobil hitam tersebut. Ketika
saya mulai memacu kendaraan, saya coba untuk berlari 160 km/jam lagi. Saya
berhasil mencapai kecepatan tersebut tetapi tidak berani terlalu lama karena
belum terbiasa.
Ketika
kemudian ada mobil lain lagi yang melaju dengan kecepatan tinggi dan saya
buntuti, saya bisa masuk lagi ke 160 km/jam dengan durasi yang cukup lama.
------------------
Sama
seperti kehidupan ini, seringkali kita merasa sudah maksimal melakukan sesuatu.
Kita merasa tidak mungkin lagi melakukan sesuatu yang lebih baik lagi. Namun
kalau kita mempunyai sparring partner yang lebih hebat dari kita, entah itu
seorang atasan, seorang coach, seorang mentor, role model atau apapun, maka
kita bisa terpacu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
Namun
jika kita belum matang belajar dari sparring partner dan mencoba untuk mandiri,
mungkin agak sulit bagi kita untuk terus berada di kondisi sama seperti ketika
ada sparring partner. Nantinya jika kita sudah mempunyai pola dan terbiasa,
barulah kita mulai bisa mandiri.
Robert
Kiyosaki mengatakan bahwa PENGHASILAN SESEORANG ditentukan oleh 5 ORANG
TERDEKATNYA. Ilustrasi saya mengenai kecepatan mobil bisa menjelaskan
pernyataan dari Robert Kiyosaki tersebut.
Jika
orang-orang di dekat kita hanya biasa-biasa saja, maka sulit bagi kita untuk
melakukan sesuatu yang luar biasa. Namun kalau kita biasa tetapi di
sekelilingnya luar biasa, maka kita akan terpacu untuk juga menjadi luar biasa.
Apakah
ada penjelasannya secara Science???
Ternyata
ada. Di dalam otak manusia ada sekumpulan sel syaraf yang disebut _Mirror
Neuron_, yang bertugas meniru apa yang dilakukan oleh orang lain.
Jika
di sekelilingnya orang hebat atau luar biasa, maka Mirror Neuron akan meniru
mereka sehingga menjadikan kita juga hebat dan luar biasa. Kalau sebaliknya,
maka Mirror Neuron-pun juga akan meniru yang sebaliknya.
–
Siapa MOBIL HITAM yang akan anda ikuti agar bisa menembus kecepatan anda selama
ini???
–
Siapa ORANG HEBAT dan LUAR BIASA yang akan anda ikuti agar bisa menembus batas
yang selama ini membatasi hidup anda???
TEMUKAN
ORANG ITU, ikuti dan *Pelajari bagaimana ia memandang dirinya, bagaimana
keyakinan dan nilai-nilai kehidupan yang ia pegang, bagaimana ia membangun
kapabilitasnya, bagaimana tingkah lakunya*, maka anda akan *mendobrak batas*
yang selama ini membatasi hidup anda!!!
*Cari
komunitas yang bisa saling memberikan kontribusi dan memotivasi* agar kita bisa
selalu berbuat yang terbaik.
Pengalaman
yang sangat bisa dibuktikan dan dilakukan oleh kita.
*Temukan
teman "di atas rata-rata"* dan teruslah maju🙏
Semangat
!!!
*Lexus Hitam*
_Oleh:
Monika Hartono
Beberapa
hari yang lalu saya berkesempatan memberikan training di luar kota. Ketika
mulai memasuki tol ke arah Sadang, di belakang saya ada sebuah mobil Lexus
berwarna hitam yang melaju dengan kecepatan tinggi. Tetapi yang saya suka
walaupun ia melaju dengan kecepatan tinggi, ia tidak memaksakan kehendak.
Jika
mobil di depannya tidak mau memberi jalan, maka ia yang mengalah dengan
mengambil jalan ke kiri dahulu baru kemudian balik lagi ke jalur kanan.
Supaya
tidak ngantuk karena saya menyetir sendirian dan tertarik dengan cara menyetir
si mobil hitam ini, iseng-iseng saya membuntuti mobil tersebut dari belakang.
Saya ikuti cara ia menyetir, termasuk kecepatannya. Ketika tidak ada mobil lain
di tol, kecuali mobil hitam itu dan mobil saya, mobil hitam tersebut menambah
kecepatannya. Karena sedang membututi, tanpa sadar saya ikut menambah kecepatan
mobil saya.
Ketika
saya melihat panel kecepatan, menunjukkan angka 160 km/jam. Padahal selama ini,
kecepatan tercepat yang pernah saya tempuh adalah 140 km/jam, saya tidak berani
melaju di atas itu.
Tapi
dengan adanya mobil yang saya ikuti, saya bisa tembus rekor kecepatan mobil
saya. Sesuatu yang sulit saya lakukan jika tidak ada sparringnya.
Karena
saya berhenti di suatu tempat, saya kehilangan mobil hitam tersebut. Ketika
saya mulai memacu kendaraan, saya coba untuk berlari 160 km/jam lagi. Saya
berhasil mencapai kecepatan tersebut tetapi tidak berani terlalu lama karena
belum terbiasa.
Ketika
kemudian ada mobil lain lagi yang melaju dengan kecepatan tinggi dan saya
buntuti, saya bisa masuk lagi ke 160 km/jam dengan durasi yang cukup lama.
------------------
Sama
seperti kehidupan ini, seringkali kita merasa sudah maksimal melakukan sesuatu.
Kita merasa tidak mungkin lagi melakukan sesuatu yang lebih baik lagi. Namun
kalau kita mempunyai sparring partner yang lebih hebat dari kita, entah itu
seorang atasan, seorang coach, seorang mentor, role model atau apapun, maka
kita bisa terpacu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
Namun
jika kita belum matang belajar dari sparring partner dan mencoba untuk mandiri,
mungkin agak sulit bagi kita untuk terus berada di kondisi sama seperti ketika
ada sparring partner. Nantinya jika kita sudah mempunyai pola dan terbiasa,
barulah kita mulai bisa mandiri.
Robert
Kiyosaki mengatakan bahwa PENGHASILAN SESEORANG ditentukan oleh 5 ORANG
TERDEKATNYA. Ilustrasi saya mengenai kecepatan mobil bisa menjelaskan
pernyataan dari Robert Kiyosaki tersebut.
Jika
orang-orang di dekat kita hanya biasa-biasa saja, maka sulit bagi kita untuk
melakukan sesuatu yang luar biasa. Namun kalau kita biasa tetapi di
sekelilingnya luar biasa, maka kita akan terpacu untuk juga menjadi luar biasa.
Apakah
ada penjelasannya secara Science???
Ternyata
ada. Di dalam otak manusia ada sekumpulan sel syaraf yang disebut _Mirror
Neuron_, yang bertugas meniru apa yang dilakukan oleh orang lain.
Jika
di sekelilingnya orang hebat atau luar biasa, maka Mirror Neuron akan meniru
mereka sehingga menjadikan kita juga hebat dan luar biasa. Kalau sebaliknya,
maka Mirror Neuron-pun juga akan meniru yang sebaliknya.
–
Siapa MOBIL HITAM yang akan anda ikuti agar bisa menembus kecepatan anda selama
ini???
–
Siapa ORANG HEBAT dan LUAR BIASA yang akan anda ikuti agar bisa menembus batas
yang selama ini membatasi hidup anda???
TEMUKAN
ORANG ITU, ikuti dan *Pelajari bagaimana ia memandang dirinya, bagaimana
keyakinan dan nilai-nilai kehidupan yang ia pegang, bagaimana ia membangun
kapabilitasnya, bagaimana tingkah lakunya*, maka anda akan *mendobrak batas*
yang selama ini membatasi hidup anda!!!
*Cari
komunitas yang bisa saling memberikan kontribusi dan memotivasi* agar kita bisa
selalu berbuat yang terbaik.
Pengalaman
yang sangat bisa dibuktikan dan dilakukan oleh kita.
*Temukan
teman "di atas rata-rata"* dan teruslah maju
Semangat
!!!
0 komentar:
Post a Comment