Friday, January 06, 2017

BPS Rilis Data Akhir Tahun 2016

Pada hari ini, Selasa 3 Januari 2017, *Badan Pusat Statistik (BPS)* telah merilis beberapa data strategis tentang perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi, Indeks Harga Perdagangan Besar, Nilai Tukar Petani, Pariwisata & Transport Nasional, dan Profil Kemiskinan di Indinesia

Berikut ini disampaikan ringkasan data-data tersebut:

*PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI*

Pada Desember 2016 terjadi inflasi sebesar 0,42 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 126,71. Dari 82 kota IHK, 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 2,25 persen dengan IHK sebesar 124,94 dan terendah terjadi di Padangsidimpuan dan Tembilahan masing-masing sebesar 0,02 persen dengan IHK masing-masing sebesar 125,36 dan 129,89. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,52 persen dengan IHK sebesar 125,64 dan terendah terjadi di Tegal sebesar 0,09 persen dengan IHK sebesar 122,49.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 0,50 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,45 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,18 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,32 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,05 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,12 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu kelompok sandang sebesar 0,46 persen.

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Desember) 2016 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2016 terhadap Desember 2015) masing-masing sebesar 3,02 persen.

Komponen inti pada Desember 2016 mengalami inflasi sebesar 0,23 persen; tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Desember) 2016 dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Desember 2016 terhadap Desember 2015) masing-masing sebesar 3,07 persen.

*PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR*

Pada Desember 2016 Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas atau indeks harga grosir/agen naik sebesar 0,56 persen terhadap bulan sebelumnya. Kenaikan IHPB tertinggi terjadi pada Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 0,97 persen.

IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi pada Desember 2016 naik sebesar 0,15 persen terhadap bulan sebelumnya, antara lain disebabkan kenaikan harga komoditas batu bata sebesar 0,83 persen, besi lainnya 0,80 persen, genteng dan atap lainnya 0,54 persen, batako 0,54 persen, dan bak dan tangki 0,52 persen.

IHPB Bahan Baku, Barang Konsumsi, dan Barang Modal pada November 2016 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,39 persen, 0,50 persen, dan 0,08 persen terhadap bulan sebelumnya.


*PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN BERAS*

A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NTP nasional Desember 2016 sebesar 101,49 atau naik 0,18 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,53 persen, lebih besar dari kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,36 persen.

Pada Desember 2016, NTP Provinsi Riau mengalami kenaikan tertinggi (1,60 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Maluku Utara mengalami penurunan terbesar (1,08 persen) dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya.

Pada Desember 2016 terjadi inflasi perdesaan di Indonesia sebesar 0,42 persen disebabkan oleh naiknya seluruh kelompok penyusun indeks konsumsi rumah tangga.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Desember 2016 sebesar 110,72 atau naik 0,35 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN BERAS DI PENGGILINGAN DESEMBER 2016

🌠 Berdasarkan 1.227 transaksi penjualan gabah di 22 provinsi selama Desember 2016, didominasi transaksi gabah kering panen (GKP) 71,07 persen, gabah kualitas rendah 17,52 persen, dan gabah kering giling (GKG) 11,41 persen.

🌠 Selama Desember 2016, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp4.623,00 per kg atau naik 1,07 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.717,00 per kg atau naik 1,23 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada November 2016. Rata-rata harga GKG di petani Rp5.438,00 per kg atau naik 2,12 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.551,00 per kg atau naik 2,31 persen. Harga gabah kualitas rendah di tingkat petani Rp4.168,00 per kg atau naik 1,11 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.260,00 per kg atau naik 0,83 persen.

🌠 Dibandingkan Desember 2015, rata-rata harga pada Desember 2016 di tingkat petani untuk GKP, GKG, dan gabah kualitas rendah turun masing-masing 9,67 persen, 3,44 persen, 7,46 persen. Begitu pula di tingkat penggilingan terjadi penurunan pada GKP, GKG, dan gabah kualitas rendah masing-masing 9,32 persen, 3,43 persen, dan 7,41 persen.

🌠 Pada Desember 2016 rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp9.342,00 per kg naik sebesar 0,91 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp9.069,00 per kg naik sebesar 0,21 persen. Sedangkan rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp8.658,00 per kg naik sebesar 0,30 persen.  

🌠 Dibandingkan dengan Desember 2015, rata-rata harga beras di penggilingan pada Desember 2016 untuk kualitas premium turun 3,33 persen, kualitas medium turun 4,04 persen, dan kualitas rendah turun 5,92 persen.

*PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL NOVEMBER 2016*

A. PERKEMBANGAN PARIWISATA

🎆 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia November 2016 naik 19,98 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 835,4 ribu kunjungan menjadi 1,00 juta kunjungan. Sementara itu, jika dibandingkan dengan Oktober 2016, mengalami penurunan sebesar 3,68 persen.

🎆 Secara kumulatif, (Januari–November) 2016, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 10,41 juta kunjungan atau naik 10,46 persen dibandingkan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah 9,42 juta kunjungan.

🎆Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di 27 provinsi pada November 2016 mencapai rata-rata 55,76 persen atau turun 0,32 poin dibandingkan dengan TPK November 2015 yang tercatat sebesar 56,08 persen. Begitu pula, jika dibanding TPK Oktober 2016, TPK hotel berbintang pada November 2016 turun 0,37 poin.

🎆 Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di 27 provinsi selama November 2016 tercatat sebesar 1,72 hari, terjadi penurunan 0,03 poin jika dibandingkan keadaan November 2015.

B. PERKEMBANGAN TRANSPORTASI NASIONAL

Jumlah penumpang angkutan udara domestik yang diberangkatkan pada November 2016 sebanyak 6,7 juta orang atau turun 1,11 persen dibanding Oktober 2016. Jumlah penumpang tujuan luar negeri (internasional) turun 3,77 persen menjadi 1,2 juta orang. Selama Januari–November 2016 jumlah penumpang domestik mencapai 72,7 juta orang atau naik 17,23 persen dibanding periode yang sama tahun 2015 dan jumlah penumpang internasional naik 7,59 persen atau mencapai 13,3 juta orang.

Jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang diberangkatkan pada November 2016 tercatat 1,1 juta orang atau turun 0,97 persen dibanding Oktober 2016. Jumlah barang yang diangkut naik 2,85 persen menjadi 22,8 juta ton. Selama Januari–November 2016 jumlah penumpang mencapai 13,6 juta orang atau naik 0,01 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2015 dan jumlah barang yang diangkut naik 9,20 persen atau mencapai 235,8 juta ton.  

Jumlah penumpang kereta api yang berangkat pada November 2016 sebanyak 29,7 juta orang atau turun 1,89 persen dibanding Oktober 2016. Serupa dengan jumlah penumpang, jumlah barang yang diangkut kereta api turun 4,63 persen menjadi 3,2 juta ton. Selama Januari–November 2016 jumlah penumpang mencapai 319,7 juta orang atau naik 7,95 persen dibanding periode yang sama tahun 2015. Hal yang sama untuk jumlah barang yang diangkut kereta api naik 9,76 persen menjadi 32,0 juta ton.


*PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2016*

Pada bulan September 2016, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 27,76 juta orang (10,70 persen), berkurang sebesar 0,25 juta orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2016 yang sebesar 28,01 juta orang (10,86 persen).

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2016 sebesar 7,79 persen, turun menjadi 7,73 persen pada September 2016. Demikian pula persentase penduduk miskin di daerah perdesaan turun dari 14,11 persen pada Maret 2016 menjadi 13,96 persen pada September 2016.

Meski selama periode Maret 2016–September 2016 persentase kemiskinan menurun, namun jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 0,15 juta orang (dari 10,34 juta orang pada Maret 2016 menjadi 10,49 juta orang pada September 2016), sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 0,39 juta orang (dari 17,67 juta orang pada Maret 2016 menjadi 17,28 juta orang pada September 2016).

Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada September 2016 tercatat sebesar 73,19 persen, kondisi ini tidak  jauh berbeda dengan kondisi Maret 2016 yaitu sebesar 73,50 persen.

Jenis komoditi makanan yang berpengaruh terbesar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun  di perdesaan, di antaranya adalah beras, rokok, daging sapi, telur ayam ras, gula pasir, mie instan,  bawang merah dan tempe. Munculnya daging sapi sebagai salah satu komoditi penyumbang terbesar Garis Kemiskinan disebabkan  pada periode September 2016 bertepatan dengan perayaan Idul Adha. Sementara itu, untuk komoditi bukan makanan yang terbesar pengaruhnya adalah biaya perumahan, listrik, bensin, dan pendidikan.

Untuk info detil dan unduh data silakan akses ke link berikut ini
https://www.bps.go.id/index.php/Brs

Salam,

*Humas Badan Pusat Statistik (BPS)*

*Website   : www.bps.go.id*
*Twitter     : @bps_statistics*
*Facebook : badan pusat statistik*

*Youtube    : BPS Statistics*

0 komentar:

Post a Comment