Bagaimana agar kita dapat menjadi pelayan platinum yang paradigmanya seperti ini,” Layani orang lain dengan cara sebagaimana Ia ingin dilayani. Cintai lah orang lain dengan cara sebagaimana Ia ingin dicintai.”? Dari kaidah di atas, tentulah kita harus mampu mengalahkan diri sendiri. Apakah kita mengorbankan kebahagian diri sendiri untuk orang lain? Tentu saja tidak. Bahkan dengan melayani/mencintai orang lain denan cara sebagaiimana Ia ingin dilayani/dicintai, menolong diri sendiri untuk bahagia. Loh kok bisa begitu?
Hal itu dicontohkan oleh Rasulullah SAW,
ketika seorang bertanya tentanh hatinya yang sedang mengeras/gelisah.
Rasulullah SAW menganjurkan orang tersebut untuk membelai rambut anak yatim di
sana dan memberinya makan. Kemudian orang tersebut melakukan anjuran Rasulullah
SAW dengan membelai rambut anak yatim dan memberinya makan. Setelah itu hatinya
tersenyum kembali. Maknanya kebahagian seseorang sebenarnya tergantung
kebahagiaan orang lain. Hal ini pun dilakukan para orang yang berlimpah materi
dengan mendirikan berbagai yayasan untuk meringankan beban orang lain. Tentu
saja, kita melakukan pelayanan platinum karena Allah semata.
Mengalahkan diri sendiri ternyata juga
kunci.seseorang.berpikir kreatif. Berpikir kreatif yang produknya adalan
inovasi sebenarnya diawali untuk kemanfaatan banyak orang, seperti yang
dilakukan oleh Thomas Alfa Edison (lampu), Wrigth bersaudara (pesawat terbang),
Steve Jobs (komputer), Makarim (Ojek Online) dan inovator lainnya.
Makna berpikir kreatif adalah berpikir
untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi banyak orang dengan berpijak pada
permasalahan tersebut (new thinking in the box) dengan sudut pandang dan cara
yang berbeda pada umumnya (out of the box). Dan berpikir kreatif tersebut hanya
bisa dilakukan setelah seseorang mampu mengalahkan dirinya sendiri. Pernyataan
ini didukung oleh Inovator Ojek Makanan Bayi (OMABA), dr Sony, kepala.puskesma
di salah satu kecamatan kota Bandung.
Menurut dr. Sony, berpikir kreatif
sehingga kita mengalahkan diri sendiri bukan berarti kita mengabaikan atau
menyusahkan diri sendiri bahkan setelah OMABA menjadi kenyataan membuatnya
sangat bahagia karena Ia merasa hidupnya berarti dan bermanfaat untuk banyak
orang. Ia sangat bahagia melihat bayi-bayi di kecamatannya sudah tidak
kekurangan gizi. Kebahagiaannya tidak dapat dinilai dengan uang karena semuanya
dilakukan karena Allah.
Ternyata, mengalahkan diri sendiri karena Allah merupakan
kunci menjadi pelayan platinum dan berpikir kreatif yang membuat kita bahagia
karena barokah Allah semata. Mengalahkan diri sendiri bukan lah menghilangkan
ego kita.
0 komentar:
Post a Comment