*MAAFKAN ISTRIKU.. AKU TERLAMBAT
JATUH CINTA PADAMU*
*Rumah masih ramai setelah pulang
dari pemakaman, kepalaku masih pusing karena tak bisa menahan tangis melihat
jasad terakhir istriku dimasukkan ke liang lahat..*
*Aku makin tak bisa menahan
airmata saat melihat anak-anak menangis memandangi tanah yang menimbun ibu
mereka. Lama aku diam di pemakaman, mengingat kembali saat istriku masih ada.*
*Aku ingat semua dosaku,
kesalahanku, mulut kasarku, ketidakpedulianku, bahkan yang paling aku ingat
membiarkan dia berpikir sendiri tentang keuangan keluarga..*
*Aku pikir saat dipemakaman
adalah momen tersedih yang aku alami sepanjang hidupku, ternyata itu belum
apa-apa...*
*Banyak kepiluan lain yang
membuatku hancur..*
*Putriku yang berusia 5 tahun
beberapa kali berlari kekamar sambil memanggil ibunya. Sepertinya dia lupa bahwa
ibunya telah tiada. Kemudian ia keluar lagi dengan wajah kecewa..*
*Malam berlalu tanpa aku bisa
melelapkan mata sedetikpun.*
*Rasanya rumah ini sunyi dan
hampa..*😓
*Hingga tibalah hari yang membuat
aku amat sedih. Yaitu hari ketika anak-anak mulai masuk sekolah.*
*Pagi itu mereka semua sudah
bangun, aku kebingungan, anak-anakku juga seperti bingung mau berbuat apa...*
*Biasanya pagi kami selalu
dibangunkan, disuruh mandi dan disiapkan pakaian, dibuatkan sarapan dan
kami berangkat dalam keadaan rapi dan perut yang sudah kenyang...*
*Hari ini kami hanya terdiam...
Aku menyuruh anak-anak melihat makanan dikulkas tapi yang ada hanya bahan
mentah. Rumah yang biasanya rapi nampak berantakan.*
*Aku pergi membeli sarapan untuk
kami berempat. Saat membayar aku kaget uang 50 ribu tanpa kembalian. Padahal
selama ini aku memberi uang 50 ribu kepada istriku cukup untuk makan kami
sampai malam...*
*Kadang-kadang aku marah-marah
kalau dia minta tambahan. Aku bawa sarapan pulang dan anak-anak sudah menunggu
dimeja makan...*
*Sudah jam 7.30 biasanya mereka
sudah diantar kesekolah semuanya dan diantar istriku berbarengan, sementara aku
baru pulang beli sarapan. Dalam hati kalau terlambat semoga dimaklumi karena
habis kemalangan.*
*Aku makin merasa kacau saat jam
sudah menuju jam 8.00 dan anak-anak belum diantar semua...*
*Aku benar-benar kehilangan
seorang dewa dalam rumah kami*😢
*Inikah yang selama ini dilakukan
istriku...? Mengapa aku selalu menganggap dia tak ada kerjaan. Selalu
menganggap sepele pekerjaan seorang ibu...??*
*Aku masih linglung ditempat
kerja. Masih banyak teman-teman yang menghampiri mengucapkan belasungkawa..*
*Hingga aku ditelpon oleh
walikelas anak ku yang masih TK katanya anak-anak sudah pulang tapi belum ada
yang jemput, aku minta ijin pergi menjemput anak dan jam 12.00 anakku yang
nomor 2 juga menelpon minta dijemput karena sudah pulang.*
*Selama ini aku tak tahu satupun
jadwal mereka. Aku hanya bekerja dan tak peduli dengan itu semua. Anakku yang
besar pulang jam 2.00 artinya aku tak bisa kembali ketempat kerja..*
*Sampai disekolah anakku, aku
masih melihat didepan sekolah masih ada bekas darah saat istriku kecelakaan 3
hari lalu, kecelakaan yang serta merta merenggut nyawanya saat menjemput anak
sulungku..*😭
*Sampai dirumah anak-anak nampak
kelaparan. Ternyata aku tak tahu manajemen waktu sehebat almarhumah istriku.*
*Aku harus kewarung makan lagi
untuk pergi membeli makan siang. Begitupun nantinya makan malam. Sehingga tidak
kurang dari 200 ribu sampai malam. Aku berpikir ini baru 1 hari, bagaimana
kalau 1 bulan. Gajiku tidak akan cukup untuk kami berempat...*
*Ya Tuhan*
*Indah sekali caramu
menegurku...*
*Begitu kacaunya hidupku tanpa
istriku, keuangan makin amburadul, anak-anak tak terurus, makanan favoritku
tidak ada lagi. Rumah dan tanaman seperti hilang aura karena tak ada yang
merawat dan membersihkan...*
*Aku masih sempat merasa wanita
diluaran lebih cantik dari istriku...*
*Andai aku bisa menebus apapun
yang telah aku lakukan kepada istriku selama ini..*
*aku ingin* *memperbaikinya...
Aku ingin membantunya, menyayanginya sepenuh hati dan tak akan pernah berkata
kasar kepadanya...*
*Dia begitu lelah setiap hari,
tapi sepulang kerja aku masih sering membentaknya...*
*Saat dia minta tambahan belanja
aku berkata kasar kepadanya...*
*Dia saat aku jadikan istri, rela
berpisah dengan anggota keluarga besarnya, hidup susah payah dan sederhana
denganku.*
*Maafkan aku istriku, andai aku
bisa menebus semua kesalahanku, satu hari saja tanpamu kami seperti anak ayam
kehilangan induknya. Berserakan...*
*Saat malam aku kembali menangis
sejadi-jadinya..*
*Andai bisa kutebus, aku ingin
menebus meski dengan nyawaku...*
*Aku mau dia yang hidup menjaga
anak-anak dan biarlah aku yang menghadap-Mu.*
*Ini sangat berat bagiku apalagi
bagi anak-anakku.* *Demikian do'a tengah malamku.*
*Jujur selama ini aku tak dekat
dengan anak-anak. Mereka selalu bersama ibunya. Aku hanyalah kerja, pulang,
tidur dan kerja lagi. Aku tak tahu apa-apa tentang urusan anak dan rumah..*
*Istriku sayang...*
*Aku berdoa semoga lelah mu jadi
ibadah, semoga semua yang kau lakukan untuk kami membawamu ke Surga... Semoga
engkau bahagia.*
*Kali ini aku benar-benar
menangis tersedu-sedu sambil membayangkan wajahnya...*
*Kau tak pernah mengeluh dengan
pekerjaanmu, kau tak pernah meminta sesuatu yang aku tak sanggup membelinya.*
*Kau jalani semua dengan sabar
dan aku merasa belakangan jarang memperhatikanmu...*
*Jarang bertanya bagaimana
anak-anak kita, jarang bertanya bagaimana hari-harimu...*
*Kekasih hatiku...*
*Mengapa aku jatuh cinta padamu
justru setelah engkau tiada...?*
*Tidak akan ada yang menggantikan
dirimu dihatiku.*
*Mengapa rasa cinta ku padamu
menggebu-gebu saat dirimu sudah berada dipusara..?*
*Maafkan aku istriku...*
*Aku terlambat jatuh cinta
padamu* 😭😭
*Kisah nyata ini adalah renungan
bagi kita semua agar menghargai pasangan kita..*
*Biasanya kita baru menyadari
arti keberadaan orang yang kita cintai .. disaat dia tak lagi ada bersama
kita...*
Copas *Semoga bermanfaat*