Kiriman teman Hadi
Santoso pensiunan professional perminyakan yg biasa menghadapi luka bakar.
KEAJAIBAN TEPUNG
TERIGU YANG TIDAK PERNAH TERPIKIRKAN SEMUA ORANG....*
♨
♨ ♨ ♨
Pada suatu hari saya
memasak jagung dan menusukkan garpu ke jagung yang sedang direbus air mendidih
itu, untuk melihat apakah sudah matang. Tetapi garpu itu meleset dan malah
tangan saya yang masuk ke air mendidih itu .......
Kebetulan
Teman saya, seorang
veteran tentara Vietnam masuk kedalam rumah ketika saya sedang menjerit
kesakitan. Dia bertanya, apakah saya punya tepung terigu. Saya ambil sekantung
terigu dan teman saya langsung memasukkan tangan saya yang kena air panas itu
ke kantung terigu itu....
Dia minta saya
membiarkan tangan itu terendam tepung terigu selama 10 menit.
Dan dia
bercerita bahwa di Vietnam ada orang yang terbakar. Orang2 lain panik dan tanpa
sengaja ada seorang melemparkan sekarung terigu ke tubuh orang itu untuk tujuan
memadamkan api ditubuhnya.....
Ternyata bukan saja
apinya padam, tapi tubuh orang itu sama sekali tidak melepuh kena api. Maka
saya pun merendam tangan saya selama 10 menit di kantung terigu itu. Ketika
saya tarik keluar tangan itu, kulitnya sama sekali tidak ada yang merah atau
melepuh, dan TIDAK SAKIT.
Sekarang saya selalu
menyediakan sekantung tepung terigu di lemari es dan tiap kali tangan saya
terkena panas, saya masukkan ke kantung terigu itu. Kulit saya *tidak pernah
satu kalipun menjadi merah, hitam ataupun melepuh*. Tepung dingin lebih
enak/nyaman rasanya daripada tepung hangat (suhu kamar).Sungguh suatu
Mujizat/KEAJAIBAN Simpanlah selalu sekantung tepung terigu di lemari es.
Suatu saat anda akan bersyukur bahwa ada terigu di sana. Ketika lidah saya
terbakar minuman panas, saya bubuhi tepung terigu dan dibiarkan selama 10
menit. Ternyata sakitnya hilang dan tidak ada bekas terbakar.
*Cobalah*.Janganlah
siram bagian tubuh yang terbakar dengan Air Dingin dulu. Tapi Langsung masukkan
dan rendam di kantung tepung terigu selama 10 menit, dan saksikanlah/rasakanlah
suatu keajaiban.
*JANGAN LUPA BERBAGI*
0 komentar:
Post a Comment