Tanggal 12 Juli merupakan tanggal bersejarah bagi Kabupaten
Cianjur. Usianya kini genap 344 tahun. Dengan Bupatinya yang pertama yaitu R.A.
Wira Tanu I (periode 1677-1691). Peringatan Hari Jadi Kabupaten Cianjur tahun
ini jatuh pada Hari Senin, 12 Juli 2021 diperingati dengan penuh suka cita dalam
suasana PPKM darurat.
Bupati Cianjur, H Herman Suherman, mengatakan
peringatan Hari Jadi Cianjur ke 344 hanya digelar dengan rangkaian kegiatan
sederhana dan sebagian dilakukan secara daring. “Tidak ada keramaian, seperti
pawai atau panggung hiburan. Hanya kegiatan seremonial peringatan Hari Jadi
Cianjur, itupun dihadiri para pimpinan Forkopimda dan pejabat eseon 2, sisanya
dilakukan secara virtual,” tutur Beliau.
“Saat ini kita sedang menghadapi cobaan, peringatan Hari Jadi
Cianjur kita isi dengan kegiatan sederhana tanpa mengundang kerumunan, mari
kita berdoa agar masa pandemi Covid 19 segera hilang di Indonesia,” katanya.
Saat ini Kabupaten Cianjur terus berbenah
diberbagai bidang mewujudkan mimpi menjadi salah satu daerah termaju di Jawa
Barat.
Berbagai pencapaian telah diraih pada setiap tahunnya, seperti
mewujudkan Infrastruktur yang lebih
merata di wilayah selatan, tumbuhnya pusat perbelanjaan modern, pembenahan
destinasi wisata dan lain sebagainya. Terlebih Cianjur merupakan Kabupaten yang
menghubungkan wilayah Bandung dan Jakarta melalui jalur puncak Bogor. Hal ini
mampu menjadikan Kabupaten Cianjur menjadi salah satu magnet ekonomi bagi
daerah lain di Jawa Barat.
Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan
ikhtiar untuk meningkatkan taraf hidup serta memeratakan distribusi pendapatan
masyarakat Kabupaten Cianjur. Namun dampak pandemi covid-19 yang terjadi hampir
dua tahun belakangan ini turut berpengaruh pada menurunnya laju pertumbuhan
ekonomi Cianjur di tahun 2020.
Badan Pusat Ststistik (BPS) mencatat, pada
tahun 2020 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Cianjur terkontraksi menjadi
-0,78 persen, mengalami penurunan di banding tahun 2019 yang sebesar 5,47
persen. Meski mengalami perlambatan tetapi masih diatas LPE Jawa Barat dan
Nasional.
Bila ditelisik lebih dalam, selama kurun
waktu 5 tahun terakhir struktur ekonomi Kabupaten Cianjur didominasi oleh 5
kategori lapangan usaha. Hal ini terlihat dari besarnya andil lapangan usaha
tersebut terhadap nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2020.
Lima lapangan usaha tersebut adalah Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan; Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan; Konstruksi; Industri Pengolahan;
Hal ini dapat dilihat dari peranan masing-masing lapangan usaha terhadap
pembentukan PDRB Jawa Barat.
Peranan terbesar dalam pembentukan PDRB
Cianjur pada tahun 2020 dihasilkan oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan, yaitu mencapai 32,91 persen. Selanjutnya disusul oleh lapangan
usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor sebesar 15,78 persen, lapangan usaha
Transportasi dan Pergudangan sebesar 9,75 persen, lapangan usaha Konstruksi
sebesar 7,61 persen serta lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar 7,06
persen.
Selain itu, pendapatan perkapita penduduk Kabupaten
Cianjur pun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2020, pendapatan perkapita
penduduk Kabupaten Cianjur mencapai 20,98 juta per tahun. Mengalami peningkatan
di banding tahun 2019 yang mencapai 20,74 juta per tahun menurut harga berlaku.
Selain pembangunan ekonomi, sumber daya
manusia (SDM) Kabupaten Cianjur pun terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. BPS mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Cianjur selama 2017-2019
terus mengalami kemajuan. Dari 63,70 poin (2017) menjadi 64,62 poin (2018) dan
65,38 pon (2019). Namun mengalami
penurunan di tahun 2020 akibat dampak pandemi covid-19 menjadi 65,36 poin. Hal
yang sama juga dialami hampir di semua kabupaten/kota.
Menurunnya angka IPM tersebut disebabkan
menurunnya komponen daya beli khusunya pengeluaran perkapita dari 8,290 juta perkapita pertahun (2019) menjadi
7,980 juta perkapita pertahun (2020). Sementara dari komponen lain mengalami
peningkatan.
Harapan Lama Sekolah (HLS) mengalami
peningkatan dari 11,98 tahun (2019) menjadi 11,99 tahun (2020). Rata-rata Lama
Sekolah (RLS) mengalami peningkatan dari 6,97 tahun (2019) menjadi 7,18 tahun
(2020). Serta Umur Harapan Hidup mengalami peningkatan dari 69,91 tahun (2019)
menjadi 70,13 tahun (2020).
Pekerjaan
Rumah
Pemerintahan H. Herman Suherman – TB. Mulyana Syahrudin memiliki pekerjaan rumah yang cukup berat dalam kurun
waktu lima tahun mendatang, salah satunya adalah pengentasan kemiskinan. Angka
kemiskinan Kabupaten Cianjur tahun 2020 tercatat sebesar 10,36 persen mengalami
kenaikan dibanding tahun 2019 yang sebesar 9,15 persen. Menempati peringkat
ke-21 diantara kabupaten/kota di Jawa Barat. Sementara Kota Tasikmalaya adalah
Kota dengan Persentase kemiskinan tertinggi (12,97 persen) di susul Kabupaten
Kuningan (12,82 persen) dan Indramayu
(12,70 persen) di tahun 2020.
Berbagai program dengan kucuran dana yang
tidak sedikit sudah dilakukan oleh Pemerintah daerah pada setiap tahunnya.
Terlebih di masa pandemi dua tahun belakangan ini. Jaring pengaman sosial terus
dilakukan baik oleh pemerintah pusat maupun daerah. Berbagai program bantuan telah
dikucurkan dalam jumlah yang cukup besar.
Tingkat kemiskinan tidak terlepas dari
kemampuan penduduknya dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari, dimana banyak
penduduk Kabupaten Cianjur yang pengeluarannya masih berada dibawah Garis
Kemiskinan (GK). Besarnya batas Garis Kemiskinan dipengaruhi oleh tingkat
pengeluaran dari setiap penduduk di Kabupaten Cianjur.
Garis kemiskinan Kabupaten Cianjur tahun 2020
adalah sebesar Rp. 371.699 perkapita perbulan. Garis Kemiskinan (GK) merupakan
penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non
Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per
bulan dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan
nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100
kilokalori perkapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili
oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu,
sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll)
Garis Kemiskinan Non
Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan
dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh 51
jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan.
Hal ini menjadi tugas Pemerintah untuk terus
berupaya melakukan pembangunan diberbagai sektor secara merata di seluruh
wilayah Kabupaten Cianjur. Bila saat pusat perekonomian masih terkonsentrasi
pada wilayah kota saja, maka kedepan harus merata sampai wilayah selatan.
Lima tahun belakangan ini, pertumbuhan pesat
dialami oleh sektor industri pengolahan ditandai dengan menjamurnya
pabrik-pabrik dan industri manufaktur. Upah Minimum Kabupaten Cianjurpun
mengalami kenaikan sebesar 6,51 persen di tahun 2021. Namun pertumbuhan
tersebut masih terkonsentrasi di wilayah kota.
Pendidikan formal harus bisa diakses oleh
semua kalangan. Fenomena masyarakat Cianjur lebih senang memasukan anaknya ke
pondok pesantren seringkali kurang mempertimbangkan aspek pendidikan formalnya.
Pedirian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) terakreditasi yang bisa
menjangkau lingkungan pesantren bisa menjadi solusi peningkatan Rata-Rata Lama
Sekolah sehingga bisa mendongkrak IPM di Cianjur.
Cianjur, 12 Juli 2021.
Warji Permana