Tuesday, September 26, 2017

Peringatan Hari Statistik Nasional 26 September 2017

   No comments     
categories: ,
Hari ini, 26 September 2017, diperingati sebagai Hari Statistik Nasional (HSN). Alasan ditetapkan tanggal 26 September 1960 sebagai Hari Statistik Nasional adalah karena pada hari itu pemerintah RI memberlakukan UU No 7 tahun 1960 tentang Statistik sebagai pengganti Statistiek Ordonantie 1934, untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka penyusunan perencanaan Pembangunan Semesta Berencana.
UU tersebut secara rinci mengatur penyelenggaraan statistik dan organisasi BPS. Pada Agustus 1996, Presiden RI kala itu, Soeharto, menetapkan tanggal diundangkannya UU No 7 tahun 1960 tentang Statistik tersebut sebagai "Hari Statistik" yang dilaksanakan secara nasional.
Dengan alasan, kelahiran UU tersebut merupakan titik awal perjalanan BPS dalam mengisi kemerdekaan di bidang statistik yang selama ini diatur berdasarkan sistem perundang-undangan kolonial.
Penetapan hari Statistik Nasional dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran statistik bagi para responden, produsen dan konsumen data agar dapat memberdayakan secara maksimal. Sehingga, data statistik yang merupakan kebutuhan penting dalam perencanaan pembangunan nasional bisa didapatkan.
Tema peringatan HSN tahun ini adalah “Kerja Bersama dengan Data”  merupakan seruan bagi seluruh elemen bangsa untuk bekerja bersama, membangun Indonesia, dengan mengacu kepada statistik sebagai landasannya dalam upaya kita mewujudkan capaian Sustainable Development Goals (SGDs).
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam membangun statistik perlu dilakukan sebagai makna peringatan HSN.  
Karena untuk menghasilkan data berkualitas, disamping para pelaku statistik harus melakukan kegiatan statistik sesuai kaidah, juga perlu dukungan masyarakat sebagai responden dalam memberikan jawaban  atau keterangan yang benar dan apa adanya. Kerahasiaan data responden dijamin oleh Undang-undang Statistik.
Dalam pertimbangan Undang-undang No. 16 tahun 1997 tentang statistik poin a disebutkan, “Bahwa statistik penting artinya bagi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan berbagai kegiatan di segenap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, untuk memajukan kesejahteraan rakyat dalam rangka mencapai cita-cita bangsa sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.”
UU ini secara umum juga membagi statistik menjadi 3 bagian, yaitu pertama, statistik dasar yang penyelanggaraannya dilakukan oleh Badan Pusat Statitik (BPS). Kedua, statistik sektoral yang penyelenggaraannya bisa dilakukan oleh instansi pemerintah yang harus berkoordinasi dengan BPS, dan ketiga, statistik khusus, yang penyelenggaraannya dilakukan oleh masyarakat, baik lembaga, organisasi, atau individu yang bisa dilakukan secara mandiri atau bersama BPS.
Keberadaan UU Statistik ini semakin penting bagi bangsa Indonesia mengingat semakin penting dan sensitifnya penggunaan data di Indonesia.

Kepala BPS RI, Dr. Suhariyanto dalam sambutannya mengajak seluruh jajaran BPS baik di pusat maupun daerah untuk terus menjaga independensi BPS,  menjadikan BPS sebagai lembaga yang disegani, lembaga yang tidak bisa diintervensi. Karena Presiden sekalipun tidak pernah melakukan intervensi atas data yang BPS hasilkan. Yang dilakukan Presiden adalah mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang masih dihadapi berdasarkan data BPS, kemudian berusaha mencari solusinya, lanjut Beliau.


Karawang, 26 September 2017
Warji Permana
*************


Friday, September 22, 2017

KPK serahkan Aset ke BPS

   No comments     
categories: 
Hari itu, Rabu tanggal 30 Agustus tahun 2017 sepertinya akan menjadi hari bersejarah bagi satker BPS Kabupaten Karawang. Bagaimana tidak, di tengah moratorium pembangunan gedung baru dan pembelian tanah bangunan bagi pemerintah, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyerahkan aset ke Badan Pusat Statistik (BPS) cq. BPS Kabupaten Karawang. Ditandai dengan penandatangan berita acara dan prasasti, serta perjanjian serah terima Barang Milik Negara antara Pihak KPK yang diwakili oleh Plt Koordinator Unit Pelacakan Aset, Pengelolaan Barang Bukti, dan Eksekusi (LABUKSI), Irene Putrie dan Pihak BPS yang diwakili oleh Sestama BPS RI, Dedi Walujadi,  bertempat di hotel Mercure Telukjambe Timur Karawang.
Sejalan dengan apa yang disampaikan Kabiro Humas KPK Febri Diansyah kepada wartawan di kantornya. Bahwa ada pula 6 aset lain yang akan diserahkan Rabu (30/8) ke BPS di Hotel Mercure, Karawang. Febri menyebut ini terkait kasus pencucian uang dengan terdakwa Ade Swara dan Nur Latifah yang sudah inkrah sejak januari 2016
Penyerahan aset dilakukan KPK sebagai cara selain pelelangan untuk mengembalikan angka kerugian negara, terutama untuk TPPU. Dalam lelang, hasilnya masuk ke kas negara.
"Kalau ini mekanisme penyerahan ini dengan instansi negara lain, atau bentuk kepentingan sosial itu prinsipnya. Agar hasil rampasan dari hasil korupsi atau TPPU bisa digunakan semaksimal mungkin," tegas Febri.
Aset tersebut merupakan barang rampasan atas nama Ade Swara dan Nurlatifah, senilai 2,9 Miliar Rupiah. Ade Swara adalah mantan Bupati Karawang sedangkan Nurlatifah merupakan mantan anggota DPRD Kabupaten Karawang yang juga istri dari Ade Swara. Keduanya terdakwa dalam perkara Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang sudah berkekuatan hukum tetap serta sudah ada putusan hukuman oleh hakim (inkrah) pada 13 Januari 2016.
Terdapat 6 (enam) aset yang diserahkan ke BPS, yaitu:
·      1 (satu) bidang tanah 600 m2 di Kelurahan Nagasari, Kecamatan Karawang Barat Kabupaten KarawangLokasinya  persis dibelakang kantor BPS Kabupaten Karawang.
·      4 (empat) bidang tanah masing-masing seluas 84 m2 dan bangunan di atasnya, di Perumnas Bumi Teluk Jambe, Desa Sukaluyu, ‎Kecamatan Teluk Jambe Timur, Karawang.
·      Sebidang tanah seluas 153 m2 dan bangunan di atasnya, di Perumnas Bumi Teluk Jambe, Desa Sukaluyu, ‎Kecamatan Teluk Jambe Timur, Karawang.
Penyerahan aset ini, merupakan konsep pengembalian kerugian negara selain lelang. Dengan mekanisme penyerahan aset hasil rampasan dari hasil korupsi atau TPPU tersebut ke lembaga negara lain, diharapkan aset yang disita dapat bermanfaat bagi kepentingan sosial dan khalayak ramai.   
Hadir dalam acara tersebut, Kepala Biro Umum, Badar, Kepala BPS Kabupaten Karawang Annazri, Kepala BPS Kabupaten Bekasi Heri Gunawan , Kepala BPS Kota Bekasi Slamet Waluyo, Kepala BPS Kabupaten Purwakarta  Asep Riyadi, Kepala BPS Kabupaten Subang Soegiri Soetardi, Kepala BPS provinsi Jawa Barat yang diwakili oleh Kepala Bidang  Statistik Produksi H. Ruslan,  serta beberapa Pejabat Struktural perwakilan dari BPS Kabupaten Karawang, BPS  Provinsi Jawa Barat, dan BPS RI, serta perwakilan dari KPKNL dan KPK.   
Dalam sambutannya Dedi Walujadi mengatakan bahwa aset  tersebut merupakan pemberian yang sangat berarti bagi BPS untuk menunjang peran dan fungsi BPS dalam menunjang peran dan fungsi BPS dalam penyediaan data kepada pemerintah dan masyarakat.
Sedangkan Irene Putrie dalam sambutannya pula mengatakan bahwa BPS jangan ragu untuk menerima asset hasil rampasan ini, karena sesuai aturan yang berlaku, untuk eksekusi terhadap barang rampasan negara ada 3 mekanisme yang dapat dilakukan yaitu : Lelang, Penetapan Status Penggunaan (PSP), dan hibah.  Setelah melakukan kajian dan melihat kondisi bahwa BPS Kabupaten Karawang belum mempunyai rumah dinas dan juga lahan kantor yang sempit, KPK setelah berkoordinasi dengan Direktorat BMN (Kementerian Keuangan), akhirnya terhadap asset tersebut bisa ditetapkan status penggunaannya kepada BPS.
Irene juga mengatakan bahwa sebagai Program Strategi Nasional, KPK masih memiliki asset-aset lainnya yang mudah-mudahan bisa pula diberikan ke BPS atau instansi lainnya. Dalam hal ini  KPK ingin kementrerian atau lembaga lain agar bisa sama-sama memberikan manfaat  terhadap aset yang nanti diberikan.
Namun sisi lain, hibah senilai 2,9 milyar tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi satker BPS Kabupaten Karawang. Karena dengan bertambahnya asset maka secara tidak langsung bertambah pula biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh BPS Kabupaten Karawang. Baik biaya pemeliharaan maupun daya dan jasa khususnya listrik dan air. Seperti yang disampaikan Kepala BPS Kabupaten Karawang Annazri dalam sambutannya. Pada moment itu, kata Annazri, sengaja kami mengundang Sekretaris utama BPS RI karena selain sebagai acara seremonial serah terima juga sebagai momentum dalam kaitannya dengan penggaran kedepan khususnya.
Acara itu menjadi pengalaman berkesan bagi penulis karena selain menyaksikan langsung acara serah terima tersebut,  penulis juga diberi kesempatan ditunjuk sebagai pembaca doa. Secara tidak langsung menjadi saksi sejarah bagi satker BPS Kabupaten Karawang.


Warji Permana
****************
Karawang, 30 Agustus 2017


                                     

Tuesday, September 19, 2017

Polemik Data Produksi Beras Nasional

   No comments     
categories: 
Polemik data tanaman pangan khususnya beras sudah lama terjadi. Seperti dilansir republika.co.id, 26 Mei 2015. Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santoso meragukan validitas data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait stok dan produksi komoditas pangan, khususnya  beras. Pendapat Andreas diungkapkannya lantaran data BPS yang dirilis selalu menunjukkan kondisi beras surplus, namun justru berbanding terbalik dengan harga beras di pasaran yang terus melonjak”.

Menurut Iswadi Suhari, Statistisi BPS RI,  Data perberasan di Indonesia memang masih menyimpan ruang yang perlu segera diperbaiki dan ditata ulang. Seperti diketahui data yang dirilis BPS berupa produksi padi dalam kualitas Gabah Kering Giling (GKG) diramal dengan menggunakan dua variabel utama yaitu luas panen dan produktivitas atau yield per hektar. Data produktivitas walau mungkin belum begitu sempurna tetapi setidaknya telah dikumpulkan dengan menggunakan kaidah ilmu statistik yang benar. Hal ini telah diakui oleh berbagai ahli baik dari dalam negeri maupun dari lembaga internasional. Namun, data luas panen masih merupakan akar karut marutnya data produksi pangan di Indonesia.

Data luas panen dikumpulkan oleh staf dinas pertanian kabupaten/kota atau dinas lain yang menangani tanaman pangan – Kepala Cabang Dinas (KCD) -- tanpa penggunaan kaidah sampling yang sesuai dengan teori disiplin ilmu statistik. KCD notabene merupakan kepanjangan tangan dari dinas pertanian kabupaten/kota yang diangkat oleh bupati atau walikota yang berkepentingan dalam penilaian akuntabilitas kinerja mereka. Setidaknya, demikianlah yang banyak diketahui oleh masyarakat. Jadilah ketidakindependenan data menjadi salah satu isu lain terkait data luas panen.

Kelemahan tersebut sebenarnya bukan tidak disadari oleh BPS -- lembaga yang ditugasi merilis data produksi padi setahun tiga kali sebagai konsekwensi dari Instruksi Menteri Negara Ekonomi, Keuangan dan Industri NO.IN/05/MENKUIN/I/1973 TGL 23 JANUARI 1973 kepada Menteri Pertanian, Menteri Keuangan, dan Kepala BPS yang mendaulat BPS sebagai koordinator perhitungan produksi pertanian nasional walaupun sebenarnya menurut Undang-Undang no.16 tahun 1997 tentang statistik, data tersebut termasuk statistik sektoral yang merupakan tanggung jawab kementerian atau lembaga teknis yang menangani pertanian.

Data produktivitas separuhnya dikumpulkan oleh staf dinas pertanian kabupaten/kota. Sebagai tindakan pengawasan, BPS telah mengeluarkan surat edaran untuk melakukan pengumpulan data produktivitas melalui Survei Ubinan secara bersama antara staf BPS yang dikenal dengan Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) dan KCD. Usaha ini dilakukan untuk menghapus kecurigaan dan keraguan data yang dikumpulkan oleh KCD atau sebaliknya. Usaha ini pun tak semudah membalikan telapak tangan. Sulitnya menyamakan waktu kerja KSK, KCD, dan waktu panen petani bukanlah hal yang mudah karena tugas mereka tidak hanya mengumpulkan data pertanian.
Usaha evaluasi data produksi padi/beras juga dilakukan dengan meng-update ukuran-ukuran konversi yang digunakan dalam perhitungan produksi padi dan beras. Untuk sampai pada angka produksi padi dalam kualitas GKG, setidaknya terdapat dua angka konversi yang sudah berumur tua bahkan sangat tua yaitu konversi galengan dan konversi GKP ke GKG. Konversi galengan digunakan untuk memperoleh luasan bersih dari data luasan -- seperti luas panen dan luas tanam -- untuk proses poduksi yang dilakukan di lahan sawah. Konversi galengan yang digunakan saat ini diestimasi pada level kabupaten dan merupakan data yang diperoleh dari Survei Pertanian yang pelaksanaannya diintegrasikan dengan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 1969/1970. Besaran konversi ini disinyalir telah mengalami banyak perubahan. Untuk itu, Survei Luas Panen dan Luas Lahan Tanaman Pangan 2015 juga diharapkan dapat memberikan update untuk indikator penting ini.

Angka konversi GKP ke GKG yang digunakan saat ini sebesar 86,02 persen merupakan angka konversi hasil Survei Susut Panen dan Pasca Panen Padi tahun 2005, 2006, dan 2007. Angka tersebut dihitung dari penggabungan data hasil survei yang dilakukan tiga tahun berturut-turut dengan pelaku survei yang berbeda yaitu BPS dan Kementerian Pertanian. Tidak mutakhirnya angka konversi ini pun telah disadari oleh pemerintah. Karena itu, pemerintah melalui Menteri Koordinator Perekonomian menginstruksikan BPS untuk melakukanupdate angka konversi tersebut melalui Survei Konversi Gabah ke Beras tahun 2012. Survei ini menghasilkan angka konversi GKP ke GKG baru sebesar 83,12 persen.

Perhitungan produksi beras secara kasar sering dilakukan dengan mengalikan produksi GKG dengan angka 0,57. Sebenarnya angka tersebut digunakan untuk memeroleh gambaran produksi beras secara cepat. Padahal, jika ditelusuri lebih jauh angka tersebut merupakan kumpulan angka konversi yang lagi-lagi sudah cukup tua. Angka konversi tersebut terbentuk dari angka penggunaan GKG untuk non pangan (pakan ternak/unggas, bibit/benih, bahan baku industri non makanan, dan susut) sebesar 7,30 persen, angka konversi GKG ke beras 62,74 persen, penggunaan beras untuk non pangan (pakan ternak, industri non makanan, dan susut) sebesar 3,33 persen. Angka-angka tersebut diambil dari neraca bahan makanan keluaran Badan Ketahanan Pangan yang juga perlu dievaluasi lebih dalam.

Perlu disadari, Indonesia adalah negara besar dengan wilayah yang luas dan heterogen. Selayaknya pengumpulan data melalui metode sampling dapat mewakili semua variasi yang ada termasuk kondisi pada daerah-daerah yang sulit dijangkau transportasi. Untuk memperoleh satu angka saja – produktivitas padi nasional misalnya -- dibutuhkan dana yang sangat besar karena harus melibatkan ribuan petugas. Walaupun tak boleh jadi alasan, kendala ini nyata adanya. Banyak metode pengumpulan data yang ditawarkan, akan tetapi pada akhirnya cost effective tetap menjadi pertimbangan.

Sepakat dengan perlunya pembenahan data. Angka-angka konversi yang sudah “usang” harus segera dimutakhirkan. Pembenahan data harus dilakukan pada data produksi, konsumsi, penggunaan, dan data lahan. Hingga saat ini, gonjang-ganjing data lahan masih belum dapat diselesaikan. Pemekaran wilayah administratif yang sangat cepat membuat penentuan batas dan luas wilayah administratif menjadi pekerjaan yang sangat besar. Semua itu berpengaruh pada kualitas statistik beras. Semoga segera ditemukan titik terang.
Padi merupakan komoditas penting dan strategis bagi bangsa Indonesia mengingat pangan dalam hal ini beras adalah kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu untuk menjamin kestabilan ketahanan pangan Pemerintah mengeluarkan PP No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun 1996 tetangan pangan. 

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan sangat ditentukan perencanaan yang baik. Untuk menyusun perencanaan yang baik diperlukan data dan informasi yang akurat dan tepat waktu sebagai dasar penetapan target dan tujuan yang ingin dicapai. Kesalahan data dan informasi baik yang menyangkut keakuratan dan ketepatan waktu yang digunakan sebagai input mengakibatkan perencanaan yang dibuat tidak akan berguna atau bahkan merugikan apabila perencanaan tersebut diimplementasikan.

Sebagai jawaban atas kritik terhadap data pangan khususnya beras, saat ini Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sedang melakukan pengamatan langsung (masa fase tanaman) dengan memanfaatkan teknologi. Unit statistik (statistical unit) yang menjadi sasaran kegiatan sampai ke level Kecamatan, sedangkan obyek komoditas pertanian tanaman pangannya adalah padi. Kegiatan ini dinamakan Survei Kerangka Sampel Area (KSA).

KSA didefinisikan sebagai teknik pendekatan penyampelan yang menggunakan area lahan sebagai unit enumerasi. Sistem ini berbasis teknologi sistem informasi geografi (SIG), pengideraan jauh, teknologi informasi, dan statistika yang saat ini sedang diimplementasikan di Indonesia untuk perolehan data dan informasi pertanian tanaman pangan.

Hasil KSA memang belum dirilis dan dipublikasikan ke masyarakat, namun berdasarkan pengalaman petugas lapangan dalam tahap awal saja sudah banyak ditemukan fakta bahwa lahan yang berdasarkan data awal dinyatakan sebagai lahan pertanian ternyata sekarang sudah beralih fungsi menjadi lahan bukan pertanian.

Pendekatan KSA diharapkan mampu menjawab penyediaan data dan informasi yang akurat dan tepat waktu untuk mendukung perencanaan Program Ketahanan Pangan Nasional. Semoga.

Warji Permana
*************
Dari beberapa literatur


Tantangan Lapangan Usaha Pertanian

   No comments     
categories: 
Dalam pidatonya dalam rangka peringatan ulang tahun ke-54 Institut Pertanian Bogor (IPB), Presiden Jokowi menyindir bahwa lulusan IPB lebih banyak kerja di perbankan daripada jadi petani. Beragam reaksi hadirin pada saat itu. Ada yang tertawa saja, ada pula yang tidak terima.
Namun, bagi  ekonom Insitute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bustanul Arifin, ada persoalan yang lebih mendasar kalau bicara soal pertanian. Praktisi, pengamat, pengajar, dan alumnus IPB ini berpendapat, masalah keberpihakan, kebijakan, dan strategi nasional soal pertanian seharusnya lebih jadi perhatian.
Karakter pertumbuhan ekonomi saat ini, ungkap Bustanul, masih masuk kategori kualitas rendah. Dominasi sektor non-tradable semakin dominan. Sebaliknya, kinerja sektor tradable seperti pertanian dan manufaktur tak cukup bagus untuk menyerap tenaga kerja dan kreativitas pekerja.
Kepemilikan lahan pun, sebut Bustanul, makin tak setara, bahkan memburuk. Dia menyebutkan, petani dengan kepemilikan lahan kurang dari 0,5 hektar, meningkat hingga 56 persen pada saat ini.
Sudah begitu, akses ke sentra produksi pun relatif terbatas, sekalipun pemerintah sekarang sedang gencar membangun infrastruktur. Sejumlah kebijakan pemerintah di sektor pertanian, imbuh Bustanul, juga tak efektif. 
“Contoh, soal subsidi. Sekitar 65 persen petani miskin hanya menerima 3 persen subsidi pupuk, sementara 1 persen petani kaya menerima 70 persen subsidi pupuk, bahkan 5 persen petani kaya menerima 90 persen subsidi pupuk,” papar Bustanul.
Soal keberpihakan dan kebijakan juga dapat ditengok dari paradoks—sebutan Bustanul—impor beras. Dia menyebut, data hasil panen padi seharusnya mendatangkan surplus beras nasional.

Praktiknya, masih ada impor beras, yang itu jumlahnya juga besar. Sudah begitu, harga beras juga cenderung masih naik dari waktu ke waktu. 
Bustanul pun menegaskan perlunya campur tangan teknologi di sektor pertanian. Bicara masa depan, kata dia, tak akan pernah bisa lepas dari tantangan teknologi ini. 
“Setidaknya, harus ada upaya peningkatan teknologi (di bidang pertanian),” lanjut Bustanul.
Bentuknyabisa bermacam-macam, mulai dari penyediaan bibit unggul, mekanisasi, sampai ke teknologi-teknologi lain yang bisa diadopsi untuk pertanian.
Yang tak kalah penting, lanjut Bustanul, adalah soal komunikasi dari peneliti agar hasil penelitiannya sampai ke petani dan dapat digunakan. Sebaran profesi para sarjana termasuk dari kampus dan fakultas terkait pertanian mendapatkan relevansi sekaligus tantangan.
“Harus ada yang menghubungkan (antara dunia penelitian dan praktik). Siapa yang menyampaikan (kalau bukan mereka)?” kata dia.
Dalam 5 tahun terakhir apatisme lulusan kampus termasuk IPB yang tak mau berkecimpung di bidang pertanian sudah mulai susut. Namun ada pergeseran peran yang lebih besar ke ranah kreativitas dan inovasi.



Monday, September 11, 2017

Antara Operasi Tangkap Tangan (OTT) dan Kepercayaan Investasi

   No comments     
categories: 
Beberapa waktu lalu dari beberapa pemberitaan media, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku prihatin dengan gencarnya operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK).
Ia menilai, pemberitaan soal OTT yang kerap dilakukan KPK akan memengaruhi kepercayaan investor. 
Fahri mengatakan, jika ia berada di posisi Jokowi, ia akan marah terhadap OTT yang berulang kali dilakukan KPK.
Menurut dia, langkah KPK ini merusak citra positif Indonesia yang tengah dibangun oleh Presiden Joko Widodo. 
Benarkah anggapan bahwa penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi memengaruhi kepercayaan investor?
Mengutip data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sejak 2014, realisasi investasi yang masuk melalui BKPM terus menunjukkan peningkatan.
Pada 2014, realisasi investasi baru mencapai Rp 463,1 triliun, terdiri dari investasi dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 156,1 triliun dan investasi asing (PMA) sebesar Rp 307 triliun.
Sementara itu, pada 2015, realisasi investasi mencapai Rp 545,4 triliun terdiri dari PMDN sebesar Rp 179,5 triliun dan PMA sebesar Rp 365,9 triliun.
Realisasi investasi 2015 mengalami peningkatan sebesar 17,8 persen dibandingkan 2014. Kemudian, pada 2016, realisasi investasi mencapai Rp 612,8 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 12,4 persen tahun ke tahun (year on year).
Capaian PMDN tercatat sebesar Rp 216,2 triliun, sementara PMA tercatat sebesar Rp 396,6 triliun.

Hingga semester pertama tahun 2017, realisasi investasi sudah mencapai Rp 336,7 triliun atau naik 12,9 persen dibandingkan semester pertama 2016 yang sebesar Rp 298,1 triliun.

Warji Permana
Sumber : Kompas.com

Friday, September 08, 2017

*DUA BELAS (12) GOLONGAN MANUSIA DI PADANG MAHSYAR

   No comments     
categories: 
         

1.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan tanpa tangan dan kaki.* Mereka adalah orang yang ketika di dunia suka mengganggu tetangga.

2.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan menyerupai babi.* Mereka adalah golongan yang malas dan lalai dalam sholatnya.

3.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan perut membesar dengan di dalamnya penuh dengan ular dan kala jengking* karena di dunia mereka tidak membayar zakat.

4.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan mulutnya mengalir darah* karena ketika berniaga/berdagang, mereka suka menipu.

5.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan lebih buruk dan busuk daripada bangkai* karena ketika di dunia, mereka selalu melakukan maksiat secara sembunyi, kerana takut dilihat orang , tetapi tidak takut kepada Allah S.W.T.

6.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan leher terputus* karena ketika di dunia selalu memberi kesaksian palsu.

7.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan tanpa lidah* karena selalu berdusta ketika di dunia.    
   
8.🌺  *Dibangkitkan daripada kubur dalam keadaan kepala tersungkur, sedangkan kedua – dua kakinya di atas kepala dan kemaluannya mengeluarkan nanah yang mengalir seperti air* karena ketika hidup, golongan ini suka berzina dan mati sebelum sempat bertaubat.    
   
9.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan wajah yang hitam tetapi matanya biru dan perutnya di penuhi api* karena ketika di dunia, mereka selalu memakan harta anak yatim secara zalim.  
     
10.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan sopak dan kusta* karena ketika hidup di dunia dia durhaka kepada orang tuanya.  
   
11.🌺  *Dibangkitkan dalam keadaan buta hati, giginya seperti tanduk, bibirnya menjulur sampai ke dada, lidahnya sampai keperut manakala perutnya pula menjulur sehingga ke paha dengan perutnya penuh kotoran* karena ketika hidupnya, mereka gemar meminum arak.
       
12.🌺  *Mereka yang dibangkitkan daripada kubur dengan wajah bercahaya seperti bulan purnama dan melewati sirat’ (titian Mustaqim) seperti kilat* kerana golongan itu ketika hidupnya rajin beramal sholeh, meninggalkan maksiat dan menjaga sholat lima waktunya dengan berjama'ah.        

*Sekarang Anda mempunyai (dua) pilihan;*        
. Biarkan Tulisan ini berada di PAGE ini, dan orang lain tidak membaca.
       
. Menyebarkan ke-teman Anda yang lain dengan meng-Klik ‘‘BAGIKAN’’ agar orang lain ikut termotivasi dan Insya Allah Anda mendapat PAHALA.
       
*‘‘...Undzur ma Qaala, Wala Tandzur man Qaala...’’

*PRESS RELEASE* PT Jasa Marga (Persero) Tbk

   No comments     
categories: 
*PRESS RELEASE*
PT Jasa Marga (Persero) Tbk
No. 84 / 2017
Tanggal 5 September 2017

*Mulai 8 September Pukul 00.00 WIB, Perubahan Sistem Transaksi Pada Jalan Tol Jagorawi Berlaku, Transaksi Tol di GT Cimanggis Utama dan GT Cibubur Utama Ditiadakan*

*JAKARTA* (05/09), Mulai 8 September 2017 pukul 00.00 WIB, perubahan sistem transaksi pembayaran tol dari Sistem Transaksi terbuka dan tertutup menjadi Sistem Transaksi terbuka pada Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi), diberlakukan. Selanjutnya, transaksi tol di Gerbang Tol (GT) Cimanggis Utama dan GT Cibubur Utama ditiadakan.

Sistem transaksi saat ini (eksisting) sebagai berikut :
a. Sistem Transaksi terbuka ruas Cawang-Taman Mini/Dukuh dengan sistem pentarifan tol merata
b. Sistem Transaksi terbuka ruas Cawang-Cibubur dengan sistem pentarifan tol merata
c. Sistem Transaksi tertutup ruas Simpang Susun Cimanggis s.d Bogor/Ciawi (sesuai asal tujuan) dengan sistem pentarifan tol proporsional

Sedangkan pasca perubahan sistem transaksi, sistem transaksi berubah menjadi Sistem Transaksi terbuka dengan sistem pentarifan tol merata akan diberlakukan dari ruas Cawang s.d Bogor/Ciawi.

Tarif tol perubahan sistem transaksi ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 692/KPTS/M/2017 tanggal 31 Agustus 2017, sehingga tarif tol yang berlaku mulai tanggal 8 September 2017 pukul 00.00 WIB untuk Jalan Tol Jagorawi adalah sebagai berikut:

*Asal dan Tujuan Perjalanan:*
Jakarta (Cawang) – Bogor/Ciawi

*Besarnya Tarif Tol :*
- Gol. I : Rp. 6.500
- Gol. II : Rp. 9.500
- Gol. III : Rp. 13.000
- Gol. IV : Rp. 16.000
- Gol. V : Rp. 19.500

Adapun pemberlakuan perubahan sistem transaksi pembayaran tol akan berdampak terhadap mekanisme transaksi tol. Pada masa transisi, pengguna jalan tol ke arah Bogor maupun ke Jakarta dapat mengikuti panduan sebagaimana berikut:

*a. Transaksi ke arah Bogor :*
- Pada pukul 23:30 s.d 24:00 WIB di Gerbang Tol Masuk Arah Bogor : Pengguna jalan diberikan KTM. Hal ini dilakukan karena setelah pukul 24.00 WIB, peralatan tol di Gardu Keluar diubah menjadi peralatan tol Sistem Transaksi terbuka, sehingga tidak dapat membaca membaca Kartu Tanda Masuk Elektronik (KTME).
- Sejak Pukul 00:00 WIB di Gerbang Tol Keluar Arah Bogor : Pengguna jalan yang tidak membawa KTM dikenakan tarif tol merata (dengan tarif setelah perubahan sistem transaksi dilakukan), sedangkan untuk pengguna jalan yang membawa KTM dikenakanan tarif tol proporsional sesuai dengan asal tujuan.

*b. Transaksi ke arah Jakarta :*
- Pada pukul 23:30 s.d 24:00 WIB di Gerbang Tol Masuk Arah Jakarta : Pengguna jalan diberikan KTME. Hal ini dilakukan karena setelah pukul 24.00 WIB, peralatan tol di Gardu Keluar diubah menjadi peralatan tol Sistem Transaksi terbuka, sehingga tidak dapat membaca membaca KTME.
- Sejak Pukul 00:00 WIB di Gerbang Tol Masuk Arah Jakarta : Pemakai Jalan Tol dikenakan tarif tol merata (dengan tarif setelah perubahan sistem transaksi dilakukan), dan diberikan Kartu Khusus (sebagai tanda sudah membayar tol di Gardu Masuk) yang harus diserahkan di Gardu Keluar.
- Sejak Pukul 00:00 di Gerbang Tol Keluar Arah Jakarta : Pengguna jalan yang membawa KTM dikenakan tarif tol proporsional sesuai dengan asal tujuan sedangkan untuk pengguna jalan yang tidak membawa KTM dan menyerahkan Kartu Khusus tidak dikenakan pembayaran tol.

Untuk mempercepat proses transaksi pembayaran di jalan tol, diiimbau kepada pengguna jalan tol untuk dapat menggunakan uang elektronik, dimana di Jalan Tol Jagorawi, pembayaran tarif tol dengan menggunakan uang elektronik telah dapat menerima e-Toll dan e-Money (Bank Mandiri), Brizzi (BRI), TapCash (BNI) dan Blink (BTN) pada seluruh gerbang tol.

Jasa Marga bekerjasama dengan _Bank Issuer_ uang elektronik akan melakukan penjualan uang elektronik secara rutin di seluruh gerbang tol. Jasa Marga juga menyiapkan proses isi ulang _(top up)_ secara tunai di dalam gardu yang dapat dilakukan pada GT Cibubur 1 (gardu 2) dan GT Cibubur 2 (gardu 9) yang selanjutnya akan dilakukan penambahan pada GT Bogor 2 (gardu 15) dan GT Ciawi 2 (gardu 15). Sedangkan untuk proses _top up_ dengan menggunakan mesin _Electronic Data Capture (EDC)_ dapat dilakukan di seluruh kantor gerbang tol.

Diharapkan pasca perubahan sistem transaksi dapat mengurai kepadatan Jalan Tol Jagorawi karena simpul kepadatan di GT Cimanggis Utama dan GT Cibubur Utama dihilangkan sehingga lalu lintas terdistribusi di beberapa titik.

Jasa Marga menghimbau kepada pengguna jalan agar mengantisipasi perjalanan melalui informasi kondisi lalu-lintas terkini yang bisa didapatkan melalui :
- Call Center Jasa Marga 24 jam di nomor telepon 14080
- Twitter @PTJASAMARGA (khusus informasi lalu lintas) dan @official_JSMR (untuk informasi umum lainnya)
- Instagram @official.jasamarga
- Aplikasi Mobile JMCARe yang dilengkapi fitur push notifications
- Website Jasa Marga www.jasamarga.com

_____________________
_Untuk keterangan lebih lanjut hubungi:_
*Dwimawan Heru*
AVP Corporate Communication
PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Plaza Tol Taman Mini Indonesia Indah
Jakarta 13550

KELUARGA Kunci KESUKSESAN

   No comments     
categories: 


Assalamualaikum wr. wb
بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َانِ الرَّØ­ِيمِ
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Seringkali kita dengar orang-orang yang membangun karir bertahun-tahun akhirnya terpuruk oleh kelakuan keluarganya. Ada yang dimuliakan di kantornya tapi dilumuri aib oleh anak-anaknya sendiri, ada yang cemerlang karirnya di perusahaan tapi akhirnya pudar oleh perilaku istrinya dan anaknya. Ada juga yang populer di kalangan masyarakat tetapi tidak populer di hadapan keluarganya. Ada yang disegani dan dihormati di lingkungannya tapi oleh anak istrinya sendiri malah dicaci, sehingga kita butuh sekali keseriusan untuk menata strategi yang tepat, guna meraih kesuksesan yang benar-benar hakiki. Jangan sampai kesuksesan kita semu. Merasa sukses padahal gagal, merasa mulia padahal hina, merasa terpuji padahal buruk, merasa cerdas padahal bodoh, ini tertipu!
Penyebab kegagalan seseorang diantaranya :
* Karena dia tidak pernah punya waktu yang memadai
untuk mengoreksi dirinya. Sebagian orang terlalu sibuk dengan kantor, urusan luar dari dirinya akibatnya dia kehilangan fondasi yang kokoh. Karena orang tidak bersungguh-sungguh menjadikan keluarga sebagai basis yang penting untuk kesuksesan.
* Sebagian orang hanya mengurus keluarga dengan sisa waktu, sisa pikiran, sisa tenaga, sisa perhatian, sisa perasaan, akibatnya seperti bom waktu. Walaupun uang banyak tetapi miskin hatinya. Walaupun kedudukan tinggi tapi rendah keadaan keluarganya.
Oleh karena itulah, jikalau kita ingin sukses, mutlak bagi kita untuk sangat serius membangun keluarga sebagai basis (base), Kita harus jadikan keluarga kita menjadi basis ketentraman jiwa. Bapak pulang kantor begitu lelahnya harus rindu rumahnya menjadi oase ketenangan. Anak pulang dari sekolah harus merindukan suasana aman di rumah. Istri demikian juga. Jadikan rumah kita menjadi oase ketenangan, ketentraman, kenyamanan sehingga bapak, ibu dan anak sama-sama senang dan betah tinggal dirumah.
Agar rumah kita menjadi sumber ketenangan, maka perlu diupayakan:
* Jadikan rumah kita sebagai rumah yang selalu dekat dengan Allah SWT, dimana di dalamnya penuh dengan aktivitas ibadah; sholat, tilawah qur'an dan terus menerus digunakan untuk memuliakan agama Allah, dengan kekuatan iman, ibadah dan amal sholeh yang baik, maka rumah tersebut dijamin akan menjadi sumber ketenangan.
* Seisi rumah Bapak, Ibu dan anak harus punya kesepakatan untuk mengelola perilakunya, sehingga bisa menahan diri agar anggota keluarga lainnya merasa aman dan tidak terancam tinggal di dalam rumah itu, harus ada kesepakatan diantara anggota keluarga bagaimana rumah itu tidak sampai menjadi sebuah neraka.
* Rumah kita harus menjadi "Rumah Ilmu" Bapak, Ibu dan anak setelah keluar rumah, lalu pulang membawa ilmu dan pengalaman dari luar, masuk kerumah berdiskusi dalam forum keluarga; saling bertukar pengalaman, saling memberi ilmu, saling melengkapi sehingga menjadi sinergi ilmu. Ketika keluar lagi dari rumah terjadi peningkatan kelimuan, wawasan dan cara berpikir akibat masukan yang dikumpulkan dari luar oleh semua anggota keluarga, di dalam rumah diolah, keluar rumah jadi makin lengkap.
* Rumah harus menjadi "Rumah pembersih diri" karena tidak ada orang yang paling aman mengoreksi diri kita tanpa resiko kecuali anggota keluarga kita. Kalau kita dikoreksi di luar resikonya terpermalukan, aib tersebarkan tapi kalau dikoreksi oleh istri, anak dan suami mereka masih bertalian darah, mereka akan menjadi pakaian satu sama lain.Oleh karena itu,barangsiapa yang ingin terus menjadi orang yang berkualitas, rumah harus kita sepakati menjadi rumah yang saling membersihkan seluruh anggota keluarga. Keluar banyak kesalahan dan kekurangan, masuk kerumah saling mengoreksi satu sama lain sehingga keluar dari rumah, kita bisa mengetahui kekurangan kita tanpa harus terluka dan tercoreng karena keluarga yang mengoreksinya.
* Rumah kita harus menjadi sentra kaderisasi sehingga Bapak-Ibu mencari nafkah, ilmu, pengalaman wawasan untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anak kita sehingga kualitas anak atau orang lain yang berada dirumah kita, baik anak kandung, anak pungut atau orang yang bantu-bantu di rumah, siapa saja akan meningkatkan kualitasnya. Ketika kita mati, maka kita telah melahirkan generasi yang lebih baik. Tenaga, waktu dan pikiran kita pompa untuk melahirkan generasi-generasi yang lebih bermutu, kelak lahirlah kader-kader pemimpin yang lebih baik. Inilah sebuah rumah tangga yang tanggung jawabnya tidak hanya pada rumah tangganya tapi pada generasi sesudahnya serta bagi lingkungannya.
Mohon maaf bila ada perkataan yang kurang berkenan.

Wassammualaikum wr. wb

Tidak harus menunggu kaya untuk memberi

   No comments     
categories: 


• seseorang bertanya pada bill gates, adakah orang yang lebih kaya dari dirimu ?....

• bill gates menjawab hanya satu orang. bertahun-tahun yang lalu, aku pergi ke bandara new york, aku membaca surat kabar yang digelar disana. aku tertarik pada salah satu surat kabar tersebut aku ingin membelinya ternyata koinku tidak cukup.
tiba-tiba seorang pria kulit hitam memanggil saya dan mengatakan koran ini untuk anda.
aku berkata, tapi koinku tidak cukup. dia berkata tidak masalah aku memberikan anda gratis

• setelah 3 bulan, aku pergi lagi ke bandara newyork. secara kebetulan cerita itu terjadi lagi, anak yang sama memberikan koran gratis. aku bilang aku tidak bisa menerimanya
lalu ia berkata, 'aku akan memberimu keuntungan dari apa yang telah aku lakukan.'

setelah lewat 19 thn, aku sudah kaya dan aku memutuskan untuk menemukan anak itu.
aku menemukannya setelah satu setengah bulan mencarinya.
aku bertanya padanya, kau kenal aku ? dia bilang ya, kau terkenal bill gates.

aku bilang,  beberapa tahun yang lalu kau memberiku surat kabar gratis 2 kali. sekarang, aku ingin mengimbangimu. aku akan memberikan semua yang kau inginkan. pemuda kulit hitam itu menjawab,
 "anda tidak dapat mengimbangiku!"
aku bilang kenapa?  dia berkata : *"karena aku memberimu ketika aku miskin*, *sedangkan anda ingin memberi saya ketika anda kaya? jadi bagaimana kamu bisa mengimbangiku?*

bill gates bilang, kurasa pria kulit hitam itu lebih kaya dari aku,

*kita tidak harus menunggu kaya untuk memberi*
*karena  lebih berbahagia memberi dari pada menerima*...



Org yg memberi dlm kekurangan.. Lebih kaya dari pd org kaya..


*TIDAK ADA TEBU YANG KEDUA UJUNGNYA MANIS*

   No comments     
categories: 


Untuk Para Bapak :

- Kalau kamu memilih bersama wanita yang bekerja, kamu perlu menerima dia tidak bisa di rumah membersihkan rumah.
- Kalau kamu memilih bersama wanita ibu rumah tangga yang menjaga dan merawat rumah, kamu perlu menerima kalo dia tidak menghasilkan uang.
- Kalau kamu memilih bersama wanita penurut, kamu harus menerima kalo dia bergantung padamu dan tidak mandiri.
- Kalau kamu memilih bersama wanita pemberani kamu harus menerima kalo dia keras kepala dan punya pemikiran sendiri.
- Kalau kamu memilih bersama wanita cantik, kamu harus menerima kalau pengeluarannya juga banyak.
- Kalau kamu memilih bersama wanita hebat, kamu juga harus menerima kalau dia itu keras dan tak terkalahkan.

Gak ada wanita yang sempurna, itu hanya ada dalam mimpimu saja.
Jangan sering mengeluh kalo istrimu suka menghamburkan uang, atau mengeluh kalau istri orang lain pandai mengirit uang. Apa memelihara angsa dan bebek itu modalnya sama?

Lelaki jaman sekarang itu, semuanya berharap wanita lemah lembut, perhatian dan cantik, punya tubuh bagus, mandiri dan bisa mencari uang, selain itu juga menjaga rumah tangga, hormat pada orang tua, baik hati pada anggota keluargamu.

*Tapi coba, kutanyakan, kalo keinginanmu sebegitu banyak, apa kelebihanmu? Apa kamu tinggi dan tampan? Atau kamu punya tabungan tak terbatas jumlahnya? Atau kamu juga orang yang lemah lembut, perhatian, setia dan menyayangi istri?*

Kalo kamu tidak punya semua itu, jangan menuntut orang lain sempurna!


Tuesday, September 05, 2017

KONDANGJAYA, DULU DAN KINI

   No comments     
categories: ,

Kondangjaya merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Karawang Timur  Kabupaten Karawang. Luas Wilayah Desa Kondangjaya sekitar 2,44 km2 atau sekitar 13 persen dari keseluruhan wilayah Kecamatan Karawang Timur. Berada pada daerah perkotaan dengan topografi secara umum berupa dataran rendah dengan ketinggian 1020 meter dari permukaan laut. Kondisi iklimnya tropis dengan suhu rata-rata 34,50 celcius dengan tekanan udara 0,01 milibar.

Jika dilihat dari jumlah penduduk, dari total delapan desa/kelurahan di wilayah Kecamatan Karawang Timur, Desa Kondangjaya menempati urutan ketiga penduduk terbanyak setelah kelurahan Karawang Wetan dan Palumbonsari. Hal itu dikarenakan menjamurnya jumlah perumahan di wilayah ini. Bahkan bisa dibilang desa Kondangjaya adalah daerah urban yang hampir separuh penduduknya adalah pendatang.

Fenomena ini terjadi hampir sepuluh tahun belakangan ini. Perubahan drastis terutama dari sektor properti dan ekonomi begitu terasa. Alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman baru tak bisa dipungkiri. Pasar Kaget, Pasar Tradisional, Bank, Minimarket, pertokoan bahkan Mall sekalipun sudah berdiri tegak di wilayah desa ini. Kalau dulu yang namanya jalan citra kebun mas bisa dikatakan sepi dan belum seramai sekarang. Kini jalan citra kebun mas menjadi penopang utama menuju sekian banyak perumahan di wilayah kondangjaya dan sekitarnya. Kemacetan tak jarang terjadi terutama di jam-jam sibuk saat masyarakat memulai aktivitas di pagi hari dan sepulangnya di sore hari.

Fasilitas Pendidikan sudah cukup memadai. PAUD, TK/RA, SD dan SMK Negeri sudah tesedia. Fasilitas kesehatanpun demikian. Praktek dokter/bidan, Rumah Sakit bersalin bahkan Klinik sekelas rumah sakitpun sudah tersedia.

Masyarakat tak perlu bersusah payah mencari makanan/kuliner atau sekedar teman nasi. Berjenis makanan sudah tersedia disepanjang jalan citra kebunmas mulai dari perempatan jalan utama sampai perumahan citra kebun mas. Mulai dari makanan khas pribumi sampai berjenis makanan luar daerah. Karena sebagian besar pedagang yang berjualan di wilayah ini adalah pendatang terutama dari jawa dimana mereka memperkenalkan makanan khas dari daerahnya masing-masing.

Namun disisi lain, terjadinya penurunan kualitas kehidupan bermasyarakatpun terjadi terutama dalam kehidupan bermasyarakat di lingkungan perumahan. Sifat individualistis dan ego kedaerahan kerap muncul diantara sesama warganya. Latar belakang suku, etnis, bahasa dan gaya hidup terkadang menjadi batu sandungan dalam menjalin kehidupan yang harmonis. Namun semua terpulang kepada pribadi masing-masing. Seperti kata pepatah “dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung” yang artinya pandai-pandailah menempatkan diri dimana kita berada.




Warji Permana
*****************
Pemerhati masalah sosial

SISI LAIN KECAMATAN BANYUSARI KABUPATEN KARAWANG

   No comments     
categories: 

Berdasarkan sajian Data PDRB Kecamatan atas dasar harga berlaku di Kabupaten Karawang tahun 2016 tak satupun klaster tertinggi atau menengah dari kategori lapangan usaha yang ada ditempati Kecamatan Banyusari. Kecamatan ini selalu berada di klaster ke-sekian bersama dengan kecamatan-kecamatan lain yang mungkin bisa dikatakan bukan primadonanya bagi kontribusi penyumbang nilai tambah PDRB di Kabupaten Karawang. Namun siapa sangka dibalik fenomena itu terbesit bahwa kecamatan yang satu ini memiliki potensi ekonomi terutama dari sektor usaha mikro dan kecil. Salah satunya adalah sentra usaha pembuatan ikan pindang di Desa Cicinde Selatan, Cicinde Utara, Jayamukti dan sebagian kecil Tanjung. Bisa dikatakan rata-rata 50 ton per hari ikan basah masuk ke daerah ini. Ikan basah yang merupakan bahan baku ikan pindang tersebut mayoritas berasal dari daerah Jakarta Utara.


 Hampir sebagian besar masyarakat terutama di wilayah Cicinde mempunyai mata pencaharian sebagai pembuat dan pedagang ikan pindang. Usaha ini telah mereka lakukan secara bertahun-tahun dan turun temurun. Ikan pindang hasil produksi masyarakat Cicinde tersebar ke berbagai wilayah di Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, Purwakarta dan Bekasi. Bahkan sampai ke wilayah Pasar Senen dan Kramat Jati.
Dalam pengklasifikasian kategori lapangan usaha, pengolahan ikan pindang merupakan rumpun industri pengolahan, sehingga tidak heran meskipun Banyusari secara angka kabupaten tidak masuk klaster unggulan namun dia berada pada urutan ke sembilan dari total 30 kecamatan yang ada di Kabupaten Karawang dalam hal kategori industri pengolahan (kategori C).



Sebagai pembanding, berikut ini disajikan besaran PDRB masing-masing kecamatan di Kabupaten Karawang tahun 2016 atas dasar harga berlaku yang terbentuk di masing-masing kecamatan secara grafis, dengan pengklasifikasian dalam beberapa kategori. Satuan dinyatakan dalam jutaan rupiah. Terlihat bahwa ada tiga kecamatan yang termasuk dalam klaster angka PDRB tertinggi diatas 20 trilyun rupiah, yaitu Telukjambe Timur, Ciampel dan Klari. Sedangkan Cikampek adalah satu-satunya kecamatan yang tergolong klaster kedua dengan kisaran total PDRB antara 6 trilyun - 20 trilyun rupiah. Empat kecamatan masuk kedalam klaster ketiga yaitu kecamatan Karawang Timur, Karawang Barat, Cilamaya Kulon dan Telukjambe Barat. Sedangkan 14 kecamatan sisanya diklasifikasikan pada klaster keempat dan Kelima dengan besaran PDRB kurang dari 3 trilyun rupiah, termasuk kecamatan Banyusari.



Oleh : Warji Permana
************************
Pemerhati masalah sosial