Generasi milenial adalah istilah untuk menyebut
generasi kelahiran tahun 1981-1994. Apakah anda termasuk generasi ini?. Tetapi bukan semata karena rentang masa
kelahiran, melainkan lebih lebih pada pola pikir dan gaya hidup generasinya yang
banyak dipengaruhi teknologi digital. (Dikutif dari laman Okezone.com tanggal 2 April 2017).
Memang benar bahwa setiap generasi pastinya punya
masalah finansial yang berbeda. Meski sebenarnya sejak dulu, inti dari
persoalan finansial pribadi tidak banyak berubah. Tapi jika dibanding generasi
orangtua kita, mungkin generasi milenial sekarang ini mengalami kondisi semakin
sulit, mungkin salah satunya karena gaya hidup yang berbeda dengan zaman dulu,
sebagai cotoh jika dulu berutang pada tetangga, sekarang utang kartu kredit.
Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatatkan jumlah pengangguran terbuka per Februari 2017 mencapai 7,01 juta orang,
turun 20 ribu orang dibanding Agustus 2016 berkurang 10 ribu dibandingkan
periode yang sama tahun 2016. Jumlah ini hampir menyamai
penduduk negara Austria. Tingkat
pengangguran terbuka Februari 2017 ini sebesar 5,33 persen, atau mengalami
penurunan 0,28 persen dibandingkan keadaan Agustus 2016 dan turun sebesar 0,17
persen dibandingkan Februari 2016. Berbagai kebijakan pemerintah terkait dengan
penciptaan lapangan kerja tampaknya cukup berhasil menekan tingkat pengangguran selain karena faktor daya serap sektor pertanian pada musim panen di Pebruari 2017. Tingkat Pengangguran Terbuka merupakan rasio jumlah
penganggur terbuka terhadap jumlah angkatan kerja.
Meskipun secara statistik
jumlah pengangguran terbuka mengalami sedikit penurunan, namun itu hanyalah
potret pada keadaan periode survey. Keadaan cepat berubah dinamis seiring
perubahan ekonomi. Bayangkan dalam setahun, ada berapa banyak
lulusan perguruan tinggi, sekolah tinggi, dan SMA yang mencari pekerjaan.
Sedangkan lahan pekerjaan tidak sepadan. Peranan entrepreneur-entrepreneur muda sangat
dibutuhkan sehingga bukan hanya bisa menggaji diri sendiri, tapi juga membuka
lahan pekerjaan bagi orang lain. Bahkan untuk kondisi sekarang yang bergaji Rp4
juta saja termasuk dalam masyarakat berpenghasilan rendah. Lalu bagaimana
dengan mereka yang bergaji 1-3 juta? Tapi begitulah kenyataannya. Ditambah lagi
pertumbuhan gaji tidak selaras dengan inflasi. Makanya kita selalu merasa
harga-harga makin mencekik.
Cicilan rumah dengan harga jual Rp300 juta sekarang
bisa mencapi Rp3 juta untuk tenor 15 tahun, tak heran kalau Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian Darmin Nasution sendiri menyebutkan bahwa generasi muda
Indonesia semakin kesulitan membeli rumah. Cicilan kendaraan roda empat untuk saat
ini saja paling kecil 3 jutaan untuk kendaraan menengah ke bawah. “Nggak apa-apalah tenor
panjang, yang penting cicilan murah." Mindset seperti ini sepertinya sudah melekat kuat menjadi watak orang Indonesia. Selain itu kebiasaan dan gaya hidup juga
berpengaruh signifikan terhadap keadaan. Coba perhatikan, di mana biasanya generasi milenial menghabiskan akhir pekan? Di bioskop, mal, kafe, atau restoran. Apalagi jika
generasi tersebut tinggal di kota urban yang sedang giat-giatnya membangun
menuju kota modern. Niatnya hanya
lihat-lihat, tapi akhirnya belanja karena tergiur obral dan diskon. Belum lagi menggunakan
kartu kredit hanya untuk gaya-gayaan tanpa paham kalau justru bisa berhemat
banyak dengan memanfaatkan kartu kredit.
Harus pandai memilah-milah mana
kebutuhan dan mana keinginan. Lantas apa sih perbedaan keduanya?
Secara
bahasa, kebutuhan adalah segala hasrat yang timbul dalam diri manusia yang jika
tidak terpenuhi dapat mempengaruhi kelangsungan hidupnya. Barang yang termasuk
dalam kelompok kebutuhan juga memberikan aspek psikologis yang menjadi
dasar atau alasan makhluk hidup dalam menjalankan aktivitas-aktivitasnya. Sebab,
pada dasarnya manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.
Apa
saja barang yang masuk dalam kelompok kebutuhan? Mungkin kita pernah mendengar
istilah “sandang, pangan, dan papan” atau pakaian, makanan, dan tempat tinggal.
Apa hanya itu saja? Tidak, masih banyak lagi, seperti kesehatan, pendidikan,
pendapatan, dan lainnya yang bisa mempengaruhi kehidupan kita.
Bertolak
belakang dengan kebutuhan, keinginan adalah segala hasrat yang timbul dalam
diri manusia yang jika tidak terpenuhi tidak mempengaruhi kelangsungan
hidupnya. Keinginan sebenarnya juga harus dipenuhi, agar manusia merasa
lebih puas guna meningkatkan kesejahteraan. Tapi kalaupun tidak terpenuhi, maka
kesejahteraan manusia tersebut tidak akan berkurang dan tidak akan mempengaruhi
kelangsungan hidupnya.
Apa
saja produk yang termasuk dalam keinginan? Banyak sekali! Bahkan pakaian pun
bisa berubah menjadi produk yang termasuk keinginan. Hal ini disebabkan karena
tujuan pembeliannya hanya untuk memenuhi hasrat akan kesukaannya pada produk
itu, bukan karena dia sudah tidak punya baju lagi atau butuh. Seperti peribahasa, sebanyak apapun uangnya tak
akan cukup jika untuk memenuhi gaya hidup. Pergunakanlah uang seperlunya sesuai
kebutuhan bukan keinginan. Dan jangan lupa bahwa ukuran rezeki itu terletak
pada berkahnya bukan jumlahnya.
Warji Permana
****************
0 komentar:
Post a Comment